Hati-Hati! Kesepian Bisa Timbulkan Masalah pada Otak, Ini Kata Studi

ADVERTISEMENT

Hati-Hati! Kesepian Bisa Timbulkan Masalah pada Otak, Ini Kata Studi

Cicin Yulianti - detikEdu
Jumat, 03 Mar 2023 17:30 WIB
Lonely man looking out the window. Solitude, isolation and loneliness concept. Sad upset person with regret, shame or stress in moody dramatic back view silhouette. Dark room with shadow at home.
Foto: iStock/Tero Vesalainen/ilustrasi kesepian
Jakarta -

Kesepian adalah sebuah perasaan yang wajar dialami oleh anak muda. Namun, jika dibiarkan secara terus-menerus, kesepian ternyata dapat menyebabkan masalah pada otak.

Sebuah survei yang dilakukan oleh Cigna menggambarkan Gen Z (dewasa 18-22 tahun) sebagai generasi yang paling kesepian, sedangkan generasi yang berusia dewasa β‰₯72 tahun adalah yang paling tidak kesepian atau terisolasi secara sosial dibandingkan dengan orang dewasa paruh baya.

Berdasarkan data dari Journal of the American Heart Association menyebutkan bahwa kesepian bisa memicu penurunan daya ingat otak atau demensia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Analisis lainnya pun menunjukkan bahwa hubungan antara kesepian dan demensia menunjukan dua kemungkinan yakni peningkatan resiko demensia sebesar 26% atau 1,38%.

Adapun data dari ELSA (English Longitudinal Study of Ageing), sebuah studi panel longitudinal pada orang dewasa β‰₯50 tahun, menunjukkan hubungan antara kesepian dan kejadian demensia serta penurunan kognitif, yang mungkin bersifat dua arah.

ADVERTISEMENT

Pada tahun 2020, Royal Society of Medicine di Inggris menerbitkan sintesis literatur dan kerangka kerja konseptual tentang mekanisme yang menghubungkan kesepian, isolasi sosial, CVD, dan kematian.

Kerangka kerja ini mengusulkan bahwa isolasi sosial dan kesepian berdampak pada kesehatan kardiovaskular dan otak melalui berbagai jalur dan berbeda, termasuk efek perilaku, psikologis, dan fisiologis.

Kesepian Sebabkan Otak Menyusut

Berdasarkan laporan dalam studi yang dipublikasikan oleh The New England Journal of Medicine, seseorang yang banyak menghabiskan waktu sendiri atau kesepian dapat membuat volume otak mengecil seiring waktu.

Penelitian tersebut dilakukan terhadap orang yang melakukan ekspedisi di Antartika selama 14 bulan. Untuk mendapatkan data, peneliti melakukan pemindaian otak sebelum dan sesudahnya.

Akhirnya, peneliti menemukan adanya penyusutan pada beberapa bagian otak terutama di bagian hippocampus yang memiliki fungsi dalam belajar dan memori otak.

Melansir dari Live Science, rata-rata otak bagian hippocampus dapat menyusut 4-10 persen dalam kurun waktu 14 bulan.

Penyusutan otak pun dapat menyebabkan kerusakan pada proses emosi dan interaksi seseorang. Hal ini dikarenakan bagian hippocampus memegang peran penting dalam kognitif.

Kesepian Bisa Mengarah ke Penyakit Berbahaya

Lebih parahnya, kesepian dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya seperti penyakit jantung hingga stroke. Namun sayangnya, belum banyak penelitian yang mengkaji soal hubungan kesepian dengan penyakit-penyakit seperti gagal jantung, demensia, atau gangguan kognitif lainnya.

Meski kesepian sering disamakan dengan isolasi sosial, namun efek terhadap gangguan kesehatan dari kedua tersebut berbeda.

Seseorang dapat menjalani kehidupan yang relatif terisolasi tidak akan merasa kesepian. Sebaliknya, individu dengan banyak kontak sosial mungkin masih mengalami kesepian.

Isolasi sosial dan kesepian umum terjadi, dan risiko isolasi sosial dan kesepian tampak paling tinggi pada orang muda dan orang tua, meskipun untuk alasan yang berbeda. Hampir seperempat orang Amerika yang tinggal di komunitas berusia β‰₯65 tahun terisolasi secara sosial.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads