Mengapa Jeli Bisa Bergoyang-goyang Ketika Siap Disajikan?

ADVERTISEMENT

Mengapa Jeli Bisa Bergoyang-goyang Ketika Siap Disajikan?

Devita Savitri - detikEdu
Selasa, 14 Feb 2023 07:00 WIB
Jelly
Foto: dok. detikcom/Mengapa Jeli Bisa Bergoyang-goyang Ketika Siap Disajikan?
Jakarta -

Jeli menjadi salah satu makanan yang banyak digemari seluruh kalangan. Tapi tahukah detikers mengapa jeli bisa bergoyang-goyang ketika siap disajikan?

Bila diteliti lebih jauh, alasan jeli bisa bergoyang-goyang ternyata berkaitan dengan ilmu fisika. Tak hanya itu, bahan pembuat jeli tentu menjadi penyebab makanan ini bak menari di atas piring.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir melalui laman Royal Society of Chemistry, jelly adalah jenis koloid (zat yang lekat) yang dikenal sebagai hidrogel. Hidrogel merupakan jaringan rantai polimer padat yang tersebar melalui air.

Rantai polimer padat yang ada di dalam jelly disebut dengan gelatin. Gelatin bisa tercipta karena percampuran dari berbagai asam amino yang berbeda.

ADVERTISEMENT

Gelatin biasanya dibuat melalui proses hidrolisis parsial kolagen dari kulit dan tulang hewan. Namun seiring berkembangnya zaman gelatin bisa dibuat melalui tumbuhan rumput laut.

Dengan demikian, ada alternatif bagi para vegetarian yang tidak makan daging melainkan sayuran dan hasil dari tumbuhan.

Alasan Jeli Bisa Bergoyang

Bahan Pembuat Jeli

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Jeli memiliki bahan dasar gelatin. Tak sembarangan ternyata gelatin adalah bahan yang luar biasa.

Bahan itu mampu menyerap air 10 kali lipat. Meski begitu, gelatin benar-benar aman untuk dimakan karena tidak berasa, berbau, dan berwarna.

Tak hanya digunakan untuk membuat jelly, gelatin biasanya digunakan untuk bahan pengental, ada di dalam kosmetik, hingga obat-obatan.

Ketika membuat jeli, air panas akan dicampur dengan bubuk gelatin yang bisa ditemukan di toko-toko pangan. Karena air panas, ikatan hidrogen antara rantai polimer gelatin putus.

Dengan demikian, jeli meregang dan bisa dibentuk sesuai wadah yang ditempatinya. Bila sudah, jeli harus melewati proses pendinginan sebelum akhirnya bisa dikonsumsi.

Proses pendinginan ini membuat rantai polimer pada gelatin kembali mengikat dan terbentuk kembali. Mereka akan membangun jaring tiga dimensi yang berisi kumpulan asam amino dan menjebak molekul air.

Pada dasarnya gelatin adalah protein yang dapat dicerna oleh enzim. Sehingga sebaiknya ketika membuat jeli, detikers tidak menambahkan bahan yang mengandung enzim seperti buah nanas dan kiwi segar.

Buah-buahan tersebut mengandung enzim bromelain dan aktinidain yang mampu memecah rantai polimer di gelatin. Ketika rantai polimer gelatin pecah, air tak akan terperangkap dan jelly bisa berbau tidak enak.

Ilmu Fisika di Jeli

Alasan kedua mengapa jeli bisa bergoyang karena adanya ilmu fisika yang berlaku yakni fenomena resonansi. Pada dasarnya, jeli hanyalah air yang diikat oleh rantai polimer gelatin.

Dengan demikian, jeli dapat menangkap getaran dengan cara yang sama seperti cairan. Bahkan sentakan kecil mampu membuat jeli bergoyang-goyang.

Fenomena resonansi bisa bekerja dengan baik karena dibantu oleh rantai polimer gelatin. Rantai itu menahan jelly agar tetap berada di tempatnya bahkan ketika energi kinetik menghantamnya.

Faktor lain yang membuat jeli bisa bergoyang adalah elastisitas. Seperti yang disebut sebelumnya, gelatin adalah bahan yang luar biasa. Bahan ini memiliki ikatan rantai polimer yang mampu mencegahnya meregang dan kembali ke keadaan semula.

Jadi kesimpulan mengapa jeli bisa bergoyang-goyang ketika siap disajikan karena adanya energi kinetik yang ditransfer ke dalam getaran. Hal ini mengakibatkan fenomena resonansi.

Jeli bisa semakin bergoyang bila getaran diperkuat di seluruh struktur hidrogel jeli yang menyebabkan rantai polimer di dalamnya berubah bentuk.

Namun bila sumber energi dihilangkan, rantai polimer elastis yang dimiliki jeli akan kembali ke keadaan awalnya sehingga makanan ini siap untuk disantap.




(nwy/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads