.webp)
Lantas apakah kucing benar-benar takut pada buah berwarna hijau yang berbentuk lonjong itu?
Laman Science ABC, mengutip pendapat Jill Goldman, seorang peneliti perilaku hewan bersertifikat di California Selatan. Goldman menyebut kucing terkejut, meloncat lalu lari karena mengira timun itu seekor ular.
Kemiripan yang tampak antara bentuk timun yang panjang dengan ular membuat kucing merasa terancam dan khawatir.
Namun, Dr. Pamela Perry peneliti dari Cornell Feline Health Center, pusat penelitian kucing di bawah Cornell University, Amerika Serikat tidak sepakat dengan pendapat tersebut.
Menurutnya kucing tidak memiliki ketakutan alami pada ular seperti dikutip dari laman College of Veterinary Medicine Cornell University. Faktanya, banyak kucing yang justru berburu binatang melata itu.
Jika bukan karena takut ular, mengapa begitu banyak kucing yang terlihat ketakutan? Dr. Perry berpendapat kucing-kucing mungkin bereaksi pada objek baru yang tiba-tiba berada di sekitarnya.
"Kucing memiliki kepribadian yang berbeda-beda," kata Perry. "Yang paling mungkin adalah mereka bereaksi terhadap kemunculan benda aneh di belakang mereka yang tidak ada semenit sebelumnya."
Proses Respon Kaget Pada Kucing
Tak hanya timun, sebenarnya kucing takut terkait semua hal yang menyelinap secara tiba-tiba kepadanya. Kucing pada dasarnya adalah hewan yang tajam dan waspada, sehingga mereka memiliki kesadaran situasional yang baik.
Jika pernah melihat videonya, detikers pasti tahu bila timun sengaja diletakkan di belakang kucing saat mereka makan. Ketika mengetahuinya kucing langsung ketakutan karena tidak menyangka mentimun ada di sana sehingga kaget.
Ketika kaget, kucing bisa menimbulkan respons yang agresif. Setelah merasakannya, otot kucing akan menjadi kaku dan punggungnya melengkung.
Detak jantung kucing juga akan meningkat sehingga respon ketakutannya timbul. Tak hanya kucing, manusia dan hewan lain akan memperlihatkan respons yang serupa bila kaget.
Baca juga: Mengapa Kucing Suka Ngulet? Ini Jawabannya |
Dampak Dari Menakuti Kucing dengan Mentimun
Kucing yang mengalami ketakutan karena adanya respon stres fisiologi dan perilaku. Stres pada dasarnya dapat berdampak buruk pada hewan maupun manusia.
Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian tentang efek yang memicu respon kaget pada hewan pengerat dan manusia. "Kejutan" yang berulang dapat menyebabkan kecemasan dan stres yang berlebihan.
Kecemasan dan stres yang terus-menerus dapat membuat kesehatan hewan peliharaan ini menurun. Bila terjadi jangka panjang sistem kekebalan juga menurun sehingga rentan terhadap penyakit.
Kucing yang penakut dapat mengasosiasikan rangsangan lain dengan kejadian yang menakutkan. Dengan begitu bila dilakukan berulang, kucing juga bisa takut terhadap pemiliknya.
(pal/pal)
