Cinta pada pandangan pertama kerap kali diutarakan dua insan yang sedang di mabuk asmara. Namun benarkah hal itu terjadi? Para ahli akhirnya mengungkap kebenaran tentang cinta pada pandangan pertama. Mereka mengaitkan fenomena itu dengan dua unsur yakni cinta dan nafsu.
Dilansir melalui laman Live Science, Senin (13/2/2023) Eric Ryden seorang dokter psikologis klinis dan terapis pasangan di klinik Couple Therapy di Inggris. menjelaskan proses seseorang jatuh cinta secara fisiologis.
Ketika seseorang jatuh cinta, berbagai hormon akan menyelimuti tubuh mereka dan mengaktifkan area otak yang berhubungan dengan perilaku adiktif. Beberapa peneliti berpendapat bahwa cinta pada pandangan pertama hanyalah tentang nafsu. Sedangkan ketika ikatan terjadi, cinta akan datang menyusul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cinta Pandangan Pertama: Cinta atau Nafsu?
Ada beberapa definisi tentang apa itu cinta. Menurut kamus Merriam-Webster, cinta adalah kasih sayang yang kuat terhadap orang lain yang timbul dari ikatan kekerabatan atau pribadi.
Sementara tim ilmuwan dari Rutgers University, New Jersey mengemukakan bahwa cinta dapat dibagi menjadi tiga faktor: nafsu, ketertarikan, dan kemelekatan. Tiga faktor itu terhubung satu sama lain untuk memperkuat jalinan asmara pasangan.
Penelitian yang dilakukan tim ilmuwan tersebut diterbitkan melalui Indian Journal of Endocrinology and Metabolism pada tahun 2016. Meski terdiri dari tiga faktor, proses jatuh cinta ternyata hal lain yang terjadi di otak.
Cinta disebutkan terjadi karena proses mediasi oleh jalur neurotransmitter di otak manusia. Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus yang membawa sinyal di antara para neuron di otak.
Sebagai contoh di area amigdala atau area otak yang mengatur emosi akan menghasilkan hormon testoteron dan estrogen. Keduanya bertanggung jawab atas nafsu dan daya tarik yang ditentukan oleh pusat stres dan penghargaan yakni nucleus accumbens dan ventral tegmental.
Selanjutnya unsur neurotransmiter dopamin, noradrenalin, dan kortisol terlibat ketika seseorang merasa tertarik pada seseorang. Ketika proses 'keterikatan' terjadi, senyawa oksitosin dan vasopresin akan bekerja lebih dominan daripada yang lain.
Kebenaran Cinta Pandangan Pertama
Dengan berbagai penjelasan tersebut, Dr. Deborah Lee spesialis kesehatan reproduksi dan penulis medis untuk Dr Fox Online Pharmacy di Inggris menyampaikan bila cinta pandangan pertama mungkin bukanlah cinta.
"Psikolog membantah bahwa seseorang mungkin mengalami cinta sejati saat pertama kali melihat orang lain," ujar Dr. Deborah.
Ia menambahkan bila cinta sebenarnya akan berkembang seiring berjalannya waktu ketika detikers sudah mulai menilai sifat, nilai dan keterampilan yang dimiliki pasangan.
"Cinta sejati bukan hanya tentang ketertarikan dan hasrat seksual," kata Dr. Deborah menambahkan.
Eric Ryden juga mengungkapkan hal yang serupa. Cinta pandangan pertama bukan bicara tentang cinta tapi merupakan perasaan yang cenderung beralih pada nafsu.
"Cinta pandangan pertama memang memabukkan dan indah tapi tidak bertahan lama," ungkapnya.
Jika seseorang mencari pasangan untuk partner seumur hidup, cinta pandangan pertama bukanlah tanda bila detikers telah menemukan pasangan yang tepat.
Dibanding cinta, fenomena itu selalu terkait dengan fisik dan nafsu daripada cinta romantis yang bertahan lama.
Nah itulah penjelasan tentang cinta pandangan pertama yang ternyata bukan keadaan nyata melainkan perasaan terbalut nafsu. Untuk itu tak ada salahnya untuk berjalan perlahan bersama pasangan dan saling mengenal segala hal tentang dirinya.
Dibanding terlalu terburu-buru bersama dan mengambil keputusan namun berakhir ditinggalkan dengan perasaan tidak menyenangkan. Semoga informasi ini bermanfaat ya detikers!
(pal/pal)