Cara Olahraga dan Aktivitas Fisik Bantu Kinerja Otak, Begini Studinya

Cara Olahraga dan Aktivitas Fisik Bantu Kinerja Otak, Begini Studinya

Trisna Wulandari - detikEdu
Senin, 16 Jan 2023 17:00 WIB
Ilustrasi pemanasan sebelum senam atau olahraga.
Sejumlah studi mendapati, olahraga dan aktivitas fisik bisa membantu kinerja otak lewat sejumlah cara. Foto: Gabin Vallet/Unsplash
Jakarta -

Olahraga dikenal bermanfaat mendukung kesehatan tubuh. Tidak sampai di situ, penelitian mendapati, aktivitas fisik dan olahraga bisa membantu kurangi tingkat penurunan fungsi kognitif otak dan cegah demensia saat sudah lanjut usia nanti.

Olahraga rupanya membantu peningkatan aliran darah ke otak dan peningkatan molekul antiradang clusterin yang bantu pemulihan peradangan. Dalam proses ini, olahraga berdampak pada otak di tingkat anatomi, sel, dan molekuler, serta membantu menjaga fungsi kognitif, dikutip dari laman Psychology Today.

Fungsi kognitif pada otak merupakan istilah luas yang mencakup kemampuan mental berlapis, termasuk kemampuan berpikir, memperoleh pengetahuan atau belajar, dan bernalar.

Fungsi kognitif mencakup persepsi, memori otak, pembelajaran, perhatian dan konsentrasi, pengambilan keputusan, dan kemampuan bahasa, seperti dikutip dari Fungsi Kognitif oleh Kim M Kiely dalam Encyclopedia of Quality of Life and Well-Being Research.

Penelitian Jianwei Zhu dkk dalam jurnal Neurology tersebut menggarisbawahi, faktor pola makan dan genetik tetap berperan utama dalam mendukung fungsi otak dan pencegahan demensia.

Lantas, bagaimana aktivitas fisik olahraga bisa membantu kinerja otak?

Cara Olahraga dan Aktivitas Fisik Bantu Kinerja Otak

Mulai dari Masa Kecil

Detikers aktif bergerak, bermain kejar-kejaran, atau olahraga di masa kecil? Penelitian Jamie L Tait dkk dalam jurnal Sci Med Sport menunjukkan, orang yang sehat dengan aktif beraktivitas fisik dan olahraga di masa kecil punya tingkat kognitif paling tinggi secara global di masa dewasa.

Coba Olahraga Aerobik

Studi Binu P Thomas dkk dalam Journal of Alzheimer Diseases (JAD) menunjukkan, orang dengan gangguan kognitif ringan yang melaksanakan aerobik selama 12 bulan mengalami peningkatan aliran darah secara signifikan ke daerah otak yang penting.

Lakukan secara Terstruktur

Olahraga secara terstruktur juga ditemukan dapat memicu munculnya molekul anti-inflamasi.

Studi Zurine De Miguel dkk dalam jurnal Nature mendapati, orang dengan gangguan kognitif yang melaksanakan olahraga terstruktur selama enam bulan mempunyai tingkat plasma molekul antiradang clusterin lebih tinggi yang bantu pemulihan inflamasi dalam tubuh.

Dalam penelitian Edward S Bliss di jurnal Frontiers in Aging Neuroscience, kelompok subjek melakukan aktivitas fisik intensitas sedang rata-rata 100 menit per minggu. Hasilnya, kelompok yang melakukan aerobik dengan durasi tersebut mengalami peningkatan fungsi kognitif dan fisik.



Simak Video "Dialami Indra Bekti, Simak Pengertian dan Gejala Perdarahan Otak"
[Gambas:Video 20detik]
(twu/pal)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia