Begini Cara Jaga Otak dan Ingatan Tetap Tajam Menurut Ahli

ADVERTISEMENT

Begini Cara Jaga Otak dan Ingatan Tetap Tajam Menurut Ahli

Trisna Wulandari - detikEdu
Jumat, 20 Des 2024 20:00 WIB
Ilustrasi orang sedang menulis
Begini cara menjaga otak dan daya ingat tetap tajam menurut para ahli. Foto: Unsplash/Marcos Paulo Prado
Jakarta -

Ingatan yang tajam dan otak yang sehat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Otak yang sehat mendukung fungsi kognitif manusia dan mengingat informasi sehingga bisa belajar, berinteraksi dengan orang lain, berpikir kritis, memecahkan masalah, dan membuat keputusan yang baik dan benar.

Sejumlah peneliti dan ahli saraf mendapati ada cara menjaga otak dan ingatan agar tetap tajam. Cara-cara ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Cara Menjaga Otak dan Daya Ingat Tetap Tajam

Permainan Mengingat

Dr Richard Restak, profesor klinis neurologi di Sekolah Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, University of George Washington, Amerika Serikat melakukan permainan untuk bantu dirinya latihan mengingat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada permainan ini, Restak membuat daftar 10 kata sebelum mengajak anjingnya jalan pagi. Golnya adalah ia wajib dapat mengingat 10 kata tersebut sepulangnya dari jalan kaki dan menuliskannya kembali.

Agar bisa mengingat 10 kata dalam misi tersebut, ia membayangkan bentuknya. Misalnya pagi itu ia memilih kata yoyo, maka ia akan membayangkan yoyo di kepalanya. Lebih lanjut, ia membuat cerita yang berkaitan dengan yoyo tersebut. Restak membayangkan, yoyo itu sedang memberi kuliah umum di Chico, California, tempat Museum Yo-yo Nasional AS.

ADVERTISEMENT

Pada dasarnya, strategi Restak tersebut terbagi atas dua langkah. Langkah pertama yakni visualisasikan kata atau hal yang perlu diingat menjadi seunik mungkin.

"Cara paling menonjol untuk mengingat sesuatu adalah mengubahnya menjadi gambar. Semakin aneh gambarnya, semakin kita mengikuti ceritanya," jelas Restak, dikutip dari CNBC, Jumat (20/12/2024).

Langkah kedua yakni membuat cerita pendek sebagai penggerak visualisasi mental kata tersebut. Dengan begitu, ia lanjut mengingat dengan metode penceritaan (storytelling). Ia menjelaskan, bercerita dan mendengar cerita adalah hal yang dekat dengan manusia sehingga bisa dilakukan.

"Kita suka mendengar cerita. Kita suka bercerita. Jadi, kita akan mengingat ceritanya," imbuhnya.

Latihan sambil jalan kaki ini bagi Restak menghiburnya sambil membantu diri menjaga ingatan agar tetap tajam. Dengan begitu, praktik mengingat dan menjaga otak tidak terasa membosankan.

Titipkan Memori

Albus Dumbledore, kepala sekolah Hogwarts di film Harry Potter, menitipkan sejumlah ingatan di kepalanya ke dalam pensieve, mangkuk ajaib penyimpan kenangan. Memori yang ia titipkan mulai dari kenangan yang disenangi maupun tidak.

Praktik Dumbledore rupanya dapat dilakukan sehari-hari. Bedanya, pensieve manusia biasa atau muggle berupa kalender smartphone, app agenda, catatan belanja, buku jadwal, folder khusus, hingga kolom chat ke diri sendiri di aplikasi chatting (perpesanan), seperti dikutip dari laman Harvard Health Publishing.

Praktik titip informasi ini membuat kita berlatih mana prioritas yang harus diingat dan mana yang bisa dicatat ke aplikasi pengingat (reminder) di ponsel, laptop, dan buku agenda.

Lebih lanjut, kesamaan pada tempat penyimpanan informasi tersebut adalah semuanya ditempatkan pada lokasi atau area yang mudah terlihat atau diakses. Prinsip inilah yang membuat orang bisa hafal di mana letak kunci dan sapu di rumah. Sebab, posisi penyimpanannya tidak diubah.

Peneliti Professor Charan Ranganath dari University of California (UC) Davis mengatakan, otak kita pada dasarnya juga cenderung lebih mengingat hal-hal penting saja yang bermanfaat untuk mengambil keputusan di masa depan. Sisanya, otak memprioritaskan untuk mengingat kenangan yang menyenangkan.

Berdasarkan hasil studinya dan rekan-rekan di jurnal Neuron, prioritas mengingat membantu manusia agar tidak stres. Sebab, orang dengan memori-memori yang sangat mendetail bisa mengalami kewalahan mental, baik memori tersebut buruk maupun menyenangkan.

"Diperkirakan, kita hanya menyimpan ingatan detail yang sangat sedikit per harinya," kata Ranganath.

Belajar Lagi, Dalami Hobi, dan Tekuni Kegiatan Sukarela

Ketiganya pada dasarnya adalah latihan untuk tetap aktif secara mental. Latihan mental pada dasarnya menantang otak belajar dan menekuni hal baru.

Proses tersebut diyakini mengaktifkan proses yang membantu memelihara sel-sel otak dan merangsang komunikasi antarsel. Karena itu, kegiatan seperti menekuni hobi sesuai minat, belajar keterampilan (skill) baru, menjadi volunteer (relawan), maupun mengajar orang lain sebagai mentor bisa bantu proses pemeliharaan otak.

Saat latihan mengingat dan belajar hal baru, gunakan indra secara sadar. Pengamatan dengan mata, sentuhan, dan penciuman dapat membantu manusia mengasosiasikan sesuatu dengan bau, tekstur, dan visual yang ditangkap indra, kemudian tersimpan di memori lebih lama.

Contohnya, pencitraan otak menunjukkan korteks piriform, wilayah utama otak untuk pemrosesan bau, akan aktif ketika orang melihat objek yang awalnya dipasangkan dengan suatu bau. Wilayah ini tetap aktif kendati bau itu tersebut sudah hilang dan kita tidak coba mengingatnya. Karena itu, orang bisa ingat seseorang atau suatu tempat karena baunya, seperti mencium parfum atau wangi roti.

Saat mempelajari hal baru, pastikan otak juga diberi jeda. Alih-alih sistem kebut semalam seperti hendak ujian, beri jarak antarbelajar dan latihan mengingat, seperti yang disarankan peneliti Paul Smolen dan rekan-rekan di jurnal Nature Reviews Neuroscience.

Cara tersebut memungkinkan otak punya waktu untuk memproses informasi yang dipelajari dan mencernanya agar tersimpan di memori. Bagaimana detikers, tertarik mencoba?




(twu/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads