Memahami Ciri Teks Anekdot Serta Unsur Pembangun dan Strukturnya

ADVERTISEMENT

Memahami Ciri Teks Anekdot Serta Unsur Pembangun dan Strukturnya

Anisa Rizki - detikEdu
Kamis, 10 Nov 2022 06:30 WIB
ilustrasi menulis
Seperti apa ciri-ciri teks anekdot dan seperti apa contohnya? (Foto: iStock)
Jakarta -

Sehari-hari, detikers pasti sering menemukan cerita lucu yang berisi sindiran atau kritik di media sosial. Nah, cerita ini disebut sebagai teks anekdot.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.

Anekdot biasanya digunakan untuk mengkritik kebijakan, layanan publik, perilaku penguasa, atau suatu fenomena, seperti dikutip dari Rumah Belajar Kemdikbud pada Rabu (9/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tujuan dari pembuatan teks anekdot sebagai sarana untuk menghibur sekaligus mengkritik. Hal tersebut disampaikan melalui lelucon agar tidak terkesan menghakimi atau menyudutkan pihak tertentu.

Ciri-ciri Teks Anekdot

Melansir dari buku Cara Cepat Menguasai Bahasa Indonesia SMA/MA yang disusun oleh Tomi Rianto, sebuah tulisan dapat disebut sebagai anekdot apabila memiliki ciri tertentu, yaitu:

ADVERTISEMENT

- Berisi kisah-kisah lucu atau bualan yang sifatnya lelucon
- Bersifat menggelitik. Artinya, teks anekdot membuat pembacanya merasa terhibur
- Menyindir orang penting, lembaga ataupun organisasi
- Memiliki tujuan tertentu
- Kisah yang disajikan hampir mirip dongeng
- Menceritakan tentang karakter hewan dan manusia sering terhubung secara umum dan realistis

Unsur-unsur Pembangun Teks Anekdot

Teks anekdot memiliki unsur-unsur pembangun, berikut penjelasannya.

1. Tema

Unsur pembangun teks anekdot yang pertama ialah tema. Sebuah gagasan umum yang menjadi dasar pengembangan seluruh cerita.

2. Tokoh

Unsur pembangun yang kedua adalah tokoh, artinya para pelaku atau karakter yang ada di dalam teks anekdot.

3. Latar

Selanjutnya ada unsur pembangun latar. Nah, unsur ini dibagi lagi ke dalam empat kelompok, di antaranya:

- Latar tempat: berupa lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan
- Latar waktu: berhubungan dengan waktu terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam cerita
- Latar suasana: suasana yang terjadi pada lokasi dan waktu tertentu dalam cerita
- Latar sosial: hal-hal yang berhubungan dengan status sosial tokoh yang diceritakan serta perilaku sosial masyarakat di dalam cerita

4. Sudut Pandang

Sudut pandang atau point of view adalah teknik yang dipilih oleh pembuat teks untuk mengemukakan gagasannya. Dalam cerita, terdapat dua sudut pandang yaitu orang pertama dan ketiga.

Pada sudut pandang orang pertama, terdiri atas 'aku' sebagai tokoh utama dan 'aku' sebagai tokoh tambahan. Sementara itu, di sudut pandang orang ketiga ada yang namanya pencerita serba tahu atau pencerita terbatas (pengamat).

5. Gaya Bahasa dan Nada

Dalam teks anekdot, bahasa berfungsi sebagai penyampai gagasan, sedangkan nada merupakan ekspresi pencerita.

Struktur Teks Anekdot

Teks anekdot tersusun atas enam struktur, berikut pemaparan mengenai tiap-tiap strukturnya.

- Judul: merujuk pada hal atau objek yang akan dianekdotkan

- Abstrak: bagian awal paragraf yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks

- Orientasi: bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang peristiwa

- Krisis: bagian yang memunculkan suatu masalah unik atau tidak biasa yang terjadi pada si penulis atau orang yang diceritakan

- Reaksi: menggambarkan bagaimana penulis atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis

- Koda: bagian akhir cerita yang berupa kesimpulan

Contoh Teks Anekdot

Setelah detikers mengetahui dan memahami tentang ciri, unsur dan strukturnya, berikut ini merupakan contoh dari teks anekdot yang berjudul Baju Tahanan KPK.

Dua orang kader partai politik sebut saja namanya Dewi dan Nikmah. Mereka bermaksud mencalonkan dirinya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Setelah menyerahkan berkas pencalonannya ke KPU di daerahnya, Dewi dan Nikmah mengobrol sambil meminum teh di kantin gedung tersebut. Mereka berdua terlibat percakapan seru.

Dewi: "Nik, banyak politisi di negeri kita yang sudah kaya raya!"
Nikmah: "Kalau masalah itu, aku juga sudah tau, Wi!"
Dewi: "Saking kayanya mereka, mereka mampu mempunyai baju termahal di Indonesia,"
Nikmah: "Loh, maksudmu baju termahal itu apa?"
Dewi: "Yah, apalagi kalau bukan baju tahanan KPK,"
Nikmah: "Kok malah baju tahanan KPK?" (Bingung)
Dewi: "Iyalah, coba saja kamu pikir, seorang politisi minimal harus mencuri uang negara 1 milyar terlebih dahulu baru bisa memakai baju tersebut,"
Nikmah: "Ooohh, begitu toh maksudmu, baru paham aku,"

Mereka kemudian memesan teh lagi sambil mengenang teman-teman mereka yang sudah bisa memakai baju termahal tersebut.

Nah, itulah pembahasan mengenai teks anekdot. Selamat belajar dan semoga bermanfaat, detikers!




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads