Pihak keamanan menembakkan gas air mata untuk mengurai massa penonton laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Nahasnya, para penonton lalu mengalami sesak napas dan jatuh pingsan saat berebut keluar stadion hingga timbul korban jiwa. Apa yang harus dilakukan saat terkena gas air mata?
Gas air mata sebetulnya bukan gas. Gas air mata pada dasarnya adalah bubuk putih padat yang dapat menjadi aerosol saat dicampur dengan pelarut. Gas air mata menjadi cairan asam yang menyakitkan dan membuat batuk saat dicampur air, keringat, dan minyak di kulit. Dikutip dari Insider, panas dan kelembapan bisa membuat efeknya terasa lebih nyeri.
Penelitian Tear Gas and Pepper Spray Toxicity menunjukkan, gas air mata umumnya mengandung o-chlorobenzylidenemalononitrile (CS), chloroacetophenone (CN), dan oleoresin capsicum (OC).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
R. David Tidwell dan Brandon K. Wills dalam penelitian tersebut mencatat, gejala dampak gas air mata tampak dalam 20-60 detik, seperti iritasi pada mata dan sesak napas. Gejala lainnya yaitu rasa nyeri terbakar dan radang pada mata, saluran pernapasan, dan kulit.
Seseorang yang terkena gas air mata juga bisa mengalami batuk, sesak napas, nyeri dada, sakit kepala, dan pusing. Kerusakan mata jarang terjadi, kendati penelitian mendapati pada kasus langka, dapat terjadi kehilangan penglihatan dan kematian.
Apa yang Harus Dilakukan jika Terkena Gas Air Mata?
Kurangi Paparan
Dokter keadaan darurat dan ahli senjata pengendalian massa Physican fot Human Rights dr. Rohini Haar dalam wawancara dengan Insider menuturkan, hal pertama yang harus dilakukan jika terkena gas air mata adalah menjauh dari kabut gas air mata.
Menjauh dari kabut gas memungkinkan seseorang bisa mempersingkat waktu paparan yang ia alami. Lalu, hindari kontak dengan awan gas air mata sebaik mungkin. Contoh, tutup mulut dan mata jika memungkinkan.
Rohini menuturkan, gas air mata akan mengendap di tanah. Untuk itu, cari tempat yang tinggi, jauh dari bubuk kimia tersebut. Sebisanya bantu anak-anak kecil menjauh dari tanah di tempat rendah.
Hati-hati Basuh Tangan dan Muka
Dokter penyakit menular Stanford Health Care dr. Dean Winslow menuturkan, cuci bahan anti huru-hara tersebut dari kulit dengan banyak air. Cuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh wajah agar tidak menambah iritasi di muka.
Tidwell dan Wills mencatat, jika terkena gas air mata, hal prioritas yang selanjutnya harus dilakukan yaitu mengamankan jalan pernapasan. Lalu, lap wajah hati-hati dengan handuk lembab untuk menghilangkan partikel gas air mata sebelum dibasuh.
Basuh muka dengan air mengalir atau saline untuk menyingkirkan kontaminan. Jika ada kerusakan kulit yang signifikan, cairan saline lebih baik digunakan. Solusi lainnya adalah menggunakan susu atau sampo bayi.
Bilas Mata
Jika gas air mata mengenai mata sementara menggunakan lensa kontak, lepaskan dulu sebelum membasuh mata. Miringkan kepala agar air mengalir ke mata, alih-alih memercik ke wajah sendiri.
Basuh mata yang terkena gas air mata dengan air mengalir atau saline setidaknya 10-20 menit, atau lebih lama jika gejala masih dialami.
Pastikan untuk menggunakan air bersih agar tidak infeksi. Jika keadaan darurat, seseorang bisa menggunakan cairan lain seperti susu. Perlu diingat, air yang paling baik tetap air tawar.
Bersihkan kacamata sebelum dipakai lagi. Namun, pengguna lensa kontak diminta untuk tidak menggunakan lensa kontaknya lagi.
Lepas Baju hingga Sepatu dan Mandi
Lepaskan pakaian dan yang mengandung bahan kimia, tinggalkan di luar ruangan. Cuci pakaian yang terpapar gas air mata secara terpisah dari cucian lain.
"Bahan gas air mata bisa bertahan lama, tidak menguap begitu saja. Itu sebenarnya bubuk. Jadi bisa tersangkut di kain, di sepatu Anda, di paru-paru Anda. Jadi yang terbaik adalah melepas dan membersihkannya," kata Rohini.
Lalu, mandi sesampainya di rumah untuk hindari iritasi lebih lanjut. Posisikan kepala agar tidak menghirup bubuk gas air mata selama mandi dan tutup mata. Cuci rambut dengan bersih.
Sementara itu, sebagian besar gejala pernapasan yang ringan pada orang sehat dapat sembuh 10-20 menit setelah dikeluarkan dari paparan gas air mata. Gejala mual dan muntah dapat terjadi karena terpapar secara oral meskipun jarang dan ringan. Jika terjadi, maka lakukan penggantian cairan elektrolit atau rehidrasi (infus) intravena, atau bisa sembuh sendiri.
(twu/nwy)