Sebetulnya, metode penyusunan wahyu Allah SWT sudah dimulai sejak masa Rasulullah SAW masih hidup. Saat itu sudah diajarkan tata letak ayat Al Quran meski belum ada pembukuan dalam satu kitab.
Belum ada aturan dalam pembukuan kitab pada masa itu dikarenakan hafalan para sahabat Nabi Muhammad SAW masih banyak yang terpelihara. Jumlah penghafal juga sangat banyak di kalangan kaum muslim.
Awal Mula Lembaran Wahyu Allah SWT Mulai Dibukukan
Mengutip situs Pondok Pesantren Al Hasanah pengumpulan lembaran wahyu Allah SWT menjadi satu kitab dipicu pada masa khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq. Pada masa kepemimpinannya tidak selalu berjalan mulus. Bahkan muncul banyak permasalahan seperti kemurtadan orang Arab, munculnya nabi palsu, hingga gerakan ingkar bayar zakat.
Hingga pada ke-12 H terjadi perang Yamamah yang menewaskan 70 orang prajurit muslim yang seluruhnya adalah penghafal Al-Qur'an. Kondisi ini menimbulkan rasa cemas kaum muslim terutama Umar bin Khattab.
Umar lantas mengusulkan penyusunan Al-Qur'an menjadi buku pada Abu Bakar. Menurut Umar, Al-Quran berisiko hilang dari muka bumi jika tidak dikumpulkan.
Namun sayangnya, usul ini sempat ditolak. Sebab diketahui, Abu Bakar sebagai sahabat nabi yang selalu taat merasa keberatan melakukan hal yang tidak dilakukan Rasulullah SAW.
Al-Qur'an Juga Dikumpulkan dari Pelepah Kurma
Atas izin Allah SWT yang membukakan hati Abu Bakar, sang khalifah menyetujui usul tersebut. Abu Bakar kemudian menunjuk Zaid bin Tsabit untuk tugas ini karena dianggap mampu di bidang qira'at, hafalan, penulisan, pemahaman Al-Qur'an. Zaid bahkan turut hadir dalam pembacaan Al-Qur'an oleh Rasulullah SAW yang terakhir kalinya.
Namun, Zaid sempat menolak tugas ini karena terlalu berat dan merasa tidak punya kemampuan sepadan. "Demi Allah, tugas ini sungguh berat bagiku. Seandainya aku diperintahkan memindahkan bukit, maka itu lebih ringan daripada mengumpulkan Al-Quran," ujar Zaid.
Setelah berdiskusi panjang, akhirnya Zaid menyanggupi tugas tersebut. Ia pun mulai mengumpulkan Al-Qur'an yang masih berserakan di pelepah kurma hingga mengumpulkan hafalan dari para penghafal Al-Qur'an.
Gagasan Umar bin Khattab terkait pembukuan Al Quran memiliki dampak besar bagi dunia pendidikan. Bahkan usulan Umar yang sempat tertolak ini membuka generasi mendatang untuk tetap menjaga dan mempelajari Al-Qur'an.
(rah/erd)