Jenazah yang hilang akibat bencana atau sebab lain bukan peristiwa asing. Menghadapi peristiwa tersebut, Islam telah menyusun tata cara pengurusan yang tepat, sehingga jenazah bisa mendapatkan haknya.
Untuk jenazah yang jasadnya hilang, muslim tetap melakukan sholat jenazah. Penerapannya dapat diqiyaskan pada praktik sholat ghaib, yaitu sholat jenazah yang jasadnya tidak ada di depan jamaah.
Rasulullah dikisahkan pernah melakukan sholat ghaib ketika kematian Raja Najasyi. Berikut haditsnya seperti diceritakan Abu Hurairah dikutip dari situs Muhammadiyah:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
عَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِلَى أَصْحَابِهِ النَّجَاشِيَّ ثُمَّ تَقَدَّمَ فَصَفُّوا خَلْفَه فَكَبَّرَ أَرْبَعً
Artinya: "Nabi memberitakan kepada para sahabatnya tentang kematian Al-Najasyi, kemudian beliau maju (untuk mengimami), maka kami membuat shaf di belakang beliau, dan beliau bertakbir empat kali." (HR Bukhari).
Terkait sholat jenazah, berikut salah satu haditsnya
عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الْأَكْوَعِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ أُتِيَ بِجَنَازَةٍ فَقَالُوا صَلِّ عَلَيْهَا فَقَالَ هَلْ عَلَيْهِ دَيْنٌ قَالُوا لَا قَالَ فَهَلْ تَرَكَ شَيْئًا قَالُوا لَا فَصَلَّى عَلَيْهِ ثُمَّ أُتِيَ بِجَنَازَةٍ أُخْرَى فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلِّ عَلَيْهَا قَالَ هَلْ عَلَيْهِ دَيْنٌ قِيلَ نَعَمْ قَالَ فَهَلْ تَرَكَ شَيْئًا قَالُوا ثَلَاثَةَ دَنَانِيرَ فَصَلَّى عَلَيْهَا ثُمَّ أُتِيَ بِالثَّالِثَةِ فَقَالُوا صَلِّ عَلَيْهَا قَالَ هَلْ تَرَكَ شَيْئًا قَالُوا لَا قَالَ فَهَلْ عَلَيْهِ دَيْنٌ قَالُوا ثَلَاثَةُ دَنَانِيرَ قَالَ صَلُّوا عَلَى صَاحِبِكُمْ قَالَ أَبُو قَتَادَةَ صَلِّ عَلَيْهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَعَلَيَّ دَيْنُهُ فَصَلَّى عَلَيْهِ
Artinya: Dari Salamah bin Al Akwa': "Kami pernah duduk bermajelis dengan Nabi SAW ketika dihadirkan kepada beliau satu jenazah kemudian orang-orang berkata: "Sholatilah jenazah ini". Maka beliau bertanya: "Apakah orang ini punya utang?" Mereka berkata: "Tidak". Kemudian beliau bertanya kembali: "Apakah dia meninggalkan sesuatu?" Mereka menjawab: "Tidak". Akhirnya beliau menyolatkan jenazah tersebut. Kemudian didatangkan lagi jenazah lain kepada beliau, lalu orang-orang berkata: "Wahai Rasulullah SAW, sholatilah jenazah ini". Maka Beliau bertanya: "Apakah orang ini punya utang?" Dijawab: "Ya". Kemudian beliau bertanya kembali: "Apakah dia meninggalkan sesuatu?" Mereka menjawab: "Ada, sebanyak tiga dinar". Maka Beliau bersabda: "Sholatilah saudaramu ini". Berkata, Abu Qatadah: "Sholatilah wahai Rasulullah, nanti utangnya aku yang menanggungnya". Maka Nabi SAW menyolatkan jenazah itu. (HR Bukhari).
Dalam haditsnya, Rasulullah SAW juga menjelaskan keutamaan sholat jenazah bagi mayit dan jamaahnya
« مَنْ صَلَّى عَلَى جَنَازَةٍ وَلَمْ يَتْبَعْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ فَإِنْ تَبِعَهَا فَلَهُ قِيرَاطَانِ ». قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ « أَصْغَرُهُمَا مِثْلُ أُحُدٍ ».
Artinya: "Barangsiapa shalat jenazah dan tidak ikut mengiringi jenazahnya, maka baginya (pahala) satu qiroth. Jika ia sampai mengikuti jenazahnya, maka baginya (pahala) dua qiroth." Ada yang bertanya, "Apa yang dimaksud dua qiroth?" "Ukuran paling kecil dari dua qiroth adalah semisal gunung Uhud", jawab beliau. (HR Muslim).
مَا مِنْ مَيِّتٍ يُصَلِّى عَلَيْهِ أُمَّةٌ مِنَ الْمُسْلِمِينَ يَبْلُغُونَ مِائَةً كُلُّهُمْ يَشْفَعُونَ لَهُ إِلاَّ شُفِّعُوا فِيهِ
Artinya: "Tidaklah seorang mayit dishalatkan (dengan shalat jenazah) oleh sekelompok kaum muslimin yang mencapai 100 orang, lalu semuanya memberi syafa'at (mendoakan kebaikan untuknya), maka syafa'at (do'a mereka) akan diperkenankan." (HR Muslim).
Nahdlatul Ulama (NU) dalam situsnya juga menjelaskan pentingnya sholat ghaib jika jenazah tidak ditemukan. Dikutip dari Al-Majmu'ala Syarhil Muhadzdzab, orang yang melaksanakan sholat tetap menghadap kiblat.
"Jenazah yang tidak ditemukan hanya disholatkan. Di mana pun diperkirakan posisi jenazah, orang yang menyolatkan tetap menghadap kiblat," tulis NU mengutip buku karya Imam Nawawi tersebut.
Dikutip dari buku Panduan Sholat Lengkap (Wajib & Sunah) karya Saiful Hadi El Sutha, sholat ghaib adalah ibadah yang hukumnya fardhu kifayah. Sholat ghaib bertujuan mendoakan sang mayit agar mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
(row/lus)