- Urutan Ibadah Haji 1. Ihram dari Miqat 2. Wukuf di Arafah (9 Dzulhijjah) 3. Mabit di Muzdalifah (10 Dzulhijjah malam) 4. Melontar Jamrah Aqabah (10 Dzulhijjah) 5. Tahalul Awal 6. Tawaf Ifadhah 7. Sa'i antara Shafa dan Marwah 8. Tahalul Tsani (Tahalul Kedua) 9. Mabit di Mina (Hari Tasyrik 11-13 Dzulhijjah) 10. Tawaf Wada (Tawaf Perpisahan)
Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan umat Islam yang telah memenuhi syarat istitha'ah (mampu secara fisik, mental, dan finansial). Haji tidak hanya sekadar perjalanan fisik ke tanah suci, tetapi perjalanan spiritual yang mendalam.
Pelaksanaannya memiliki urutan dan tata cara tertentu yang tidak boleh dilewati. Urutan pelaksanaan ibadah haji bisa dilihat di Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Kemenag RI serta sumber-sumber fikih terpercaya.
Urutan Ibadah Haji
Pelaksanaan ibadah haji memiliki runtutan yang tidak bisa dilakukan sembarangan. Setiap tahapan ibadah haji memiliki makna spiritual dan hukum tersendiri, mulai dari ihram hingga tawaf wada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agar ibadah haji sah dan diterima, seluruh rangkaiannya harus dilakukan secara tertib sesuai tuntunan Rasulullah SAW. Berikut ini 10 urutan ibadah haji dari awal hingga akhir, dilansir dari laman Badan Pengelola Keuangan Haji.
1. Ihram dari Miqat
Ihram adalah niat untuk memulai ibadah haji yang dilakukan dari miqat, yaitu batas wilayah yang telah ditetapkan. Setiap jemaah wajib ihram sebelum melewati miqat sesuai dengan negaranya atau arah kedatangannya. Langkah-langkah ihram sebagai berikut.
- Mandi sunah
- Wudu sebelum berihram
- Memakai ihram (dua helai kain putih untuk laki-laki; pakaian bersih dan menutup aurat untuk perempuan)
- Salat sunah ihram dua rakaat
- Mengucapkan niat haji:
- Menuju Arafah dengan
- Membaca talbiyah: labbaik allahumma labbaik
2. Wukuf di Arafah (9 Dzulhijjah)
Wukuf di Padang Arafah merupakan inti dari seluruh rangkaian ibadah haji. Tanpa wukuf, hajinya tidak sah. Wukuf dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, sejak tergelincir matahari (waktu zuhur) hingga menjelang terbit fajar keesokan harinya.
Selama berada di Arafah, jemaah tidak hanya berkumpul secara fisik, tapi juga diajak untuk merenungi makna hidup, bertobat, dan memperbanyak ibadah. Berikut amalan-amalan yang dianjurkan saat wukuf di Arafah.
- Salat zuhur dan asar yang diqasar serta dijamak
- Mendengarkan khotbah wukuf
- Banyak berzikir
- Banyak berdoa
- Membaca Al-Qur'an
3. Mabit di Muzdalifah (10 Dzulhijjah malam)
Usai matahari terbenam di Arafah, jemaah haji melanjutkan perjalanan menuju Muzdalifah. Di tempat terbuka ini, jemaah akan mabit atau bermalam sebagai bagian dari rangkaian ibadah haji.
Setibanya di Muzdalifah, jemaah disunahkan untuk mengumpulkan batu kerikil, sebanyak minimal 49 butir (untuk nafar awal) atau 70 butir (untuk nafar tsani), yang akan digunakan untuk melontar jumrah di Mina.
Jemaah juga dianjurkan beristirahat atau tidur sejenak hingga menjelang subuh, sekaligus menyiapkan fisik untuk ibadah keesokan harinya. Malam di Muzdalifah menjadi momen singkat, namun bermakna. Jemaah diajak untuk merenung, berdzikir, dan mempersiapkan diri menyongsong hari-hari penting berikutnya di Mina.
4. Melontar Jamrah Aqabah (10 Dzulhijjah)
Pada pagi hari tanggal 10 Dzulhijjah, jemaah menuju Mina untuk melontar jamrah aqabah sebanyak tujuh lemparan batu. Ini melambangkan penolakan terhadap godaan setan, meneladani Nabi Ibrahim.
5. Tahalul Awal
Setelah melontar jamrah aqabah, jemaah melakukan tahalul awal dengan mencukur atau memotong sebagian rambut (laki-laki dianjurkan mencukur habis, perempuan cukup memotong sedikit). Dengan ini, jemaah boleh melakukan hal-hal yang sebelumnya dilarang saat ihram, kecuali berhubungan suami-istri.
6. Tawaf Ifadhah
Tawaf ifadhah adalah rukun haji yang dilakukan di Masjidil Haram dengan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali putaran. Tawaf ini biasanya dilakukan pada hari yang sama setelah tahalul awal.
7. Sa'i antara Shafa dan Marwah
Setelah tawaf ifadhah, jemaah melakukan sa'i, yaitu berjalan cepat antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Sa'i diawali dari Shafa dan diakhiri di Marwah. Ini adalah simbol perjuangan Hajar dalam mencari air untuk Nabi Ismail.
8. Tahalul Tsani (Tahalul Kedua)
Setelah selesai melaksanakan sa'i, jemaah melakukan tahalul kedua, yang berarti jemaah telah menyelesaikan semua rangkaian rukun haji dan bebas sepenuhnya dari larangan ihram. Termasuk di dalamnya diperbolehkan berhubungan suami-istri.
9. Mabit di Mina (Hari Tasyrik 11-13 Dzulhijjah)
Selanjutnya, jemaah kembali ke Mina untuk bermabit selama malam-malam hari tasyrik dan melontar tiga jamrah (ula, wusta, aqabah) masing-masing sebanyak tujuh kali setiap hari. Mabit di Mina dilakukan minimal dua malam.
10. Tawaf Wada (Tawaf Perpisahan)
Tawaf wada dilakukan sebelum meninggalkan Mekkah sebagai tanda perpisahan dengan Baitullah. Tawaf ini bersifat wajib dan dilakukan oleh semua jemaah kecuali perempuan yang sedang haid atau nifas.
Urutan ibadah haji merupakan syarat sah ibadah yang tidak bisa dipertukarkan begitu saja. Oleh karena itu, sangat penting bagi calon jemaah haji untuk memahami dan mempersiapkan diri secara fisik, mental, serta ilmu manasik yang memadai.
Seluruh tata cara ini telah dijelaskan secara resmi dalam panduan resmi Kemenag dan berdasarkan hadis-hadis sahih. Untuk info lebih lanjut dan teknis pelaksanaan, bisa merujuk ke situs resmi Kementerian Agama RI di haji.kemenag.go.id.
(auh/irb)