Memasuki bulan Syawal, umat muslim dianjurkan melaksanakan puasa 6 hari di bulan Syawal. Pertanyaannya, bolehkan puasa Syawal dikerjakan tidak berurutan selama 6 hari?
Puasa Syawal 6 hari dan keutamaan mengerjakannya setelah bulan Ramadan disampaikan Abu Ayyub Al-Anshari RA, Nabi Muhammad SAW bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya: "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh," (HR Muslim).
Jika detikers masih ragu untuk melaksanakan puasa sunah 6 hari di bulan Syawal secara terpisah-pisah di hari libur dan akhir pekan, atau melaksanakannya secara berturut-turut setelah Idulfitri, simak penjelasannya berikut.
Bolehkah Puasa Syawal Tidak Berurutan dalam Pengamalannya?
1. Boleh dikerjakan tanpa berturut-turut
Puasa Syawal boleh dilakukan berurutan sejak tanggal dua Syawal sebagaimana pendapat Imam Syafi'i, seperti dikutip dari laman Kementerian Agama (Kemenag) Sumatera Selatan.
Di samping itu, puasa Syawal juga boleh tidak berurutan, selama dilaksanakan enam hari pada bulan Syawal sebagaimana pendapat Jumhur ulama seperti Imam Waki' dan Imam Ahmad.
Baca juga: Puasa Syawal 2022 Dimulai Kapan Ya? |
Dalam buku Yang Harus Diketahui dari Puasa Syawal oleh Ahmad Zarkasih, Lc juga disampaikan, puasa 6 hari di bulan Syawal tidak harus berurutan. Sebab, ketentuan berurutan atau tatabbu'an 6 hari tidak dinyatakan dalam hadits terkait anjuran puasa Syawal. Karena itu, 6 hari puasa Syawal boleh dikerjakan secara terpisah, yang penting masih di bulan Syawal.
Lebih lanjut, keutamaan puasa setahun bagi orang yang puasa sebulan Ramadan dilanjut 6 hari di bulan Syawal yakni 30 hari Ramadan ditambah hari Syawal seperti halnya satu kebaikan senilai dengan 10. Hal ini didasarkan pada hadits berikut,
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ، حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ الْحَارِثِ الذِّمَارِيُّ، قَالَ سَمِعْتُ أَبَا أَسْمَاءَ الرَّحَبِيَّ، عَنْ ثَوْبَانَ، مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ أَنَّهُ قَالَ " مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ
Artinya: Seperti dinarasikan dari Thawban, seorang budak yang dibebaskan Rasulullah, Nabi SAW berkata, "Siapa saja yang puasa enam hari setelah Idul Fitri akan berpuasa selama satu tahun tersebut, dengan satu kebaikan dihargai 10 kebaikan serupa."
2. Afdhalnya berurutan
Imam Nawawi dalam kitab Syarhu Al-Nawawi li-Muslim (8/56), dikutip dari Yang Harus Diketahui dari Puasa Syawal, puasa 6 hari Syawal afdhalnya dilakukan secara berurutan dan menyambung setelah hari Ied al-Fithr (Idulfitri).
Jika terpisah, sambungnya, atau diakhirkan dari awal Syawal sampai akhir Syawal, maka masih bisa mendapat pahala karena juga masih disebut 6 hari Syawal.
Nah, jadi puasa Syawal dikerjakan tidak berurutan selama 6 hari masih dibolehkan ya detikers, namun afdhal jika dilakukan berturut-turut.
Simak Video "Suasana Pasar Tanah Abang Diserbu Warga, Pedagang Senang Omzet Meningkat"
[Gambas:Video 20detik]
(twu/rah)