Sekitar 700 krama atau warga Desa Adat Kelan, Kelurahan Tuban, Kuta Badung gotong royong membersihkan Pantai Kelan, Minggu (19/2/2023). Sekitar 15 ton sampah berhasil dikumpulkan.
Musim angin barat membuat sampah kayu berserakan di sepanjang pantai.
Baca juga: 'Teror' Sampah Kiriman di Pantai Samigita |
Aksi yang juga bagian dari program corporate social responsibility (CSR) salah satu produk air mineral ini melibatkan kelompok nelayan, siswa, pemuda, dan pedagang. Sebanyak 700 orang menyebar di sepanjang 740 meter garis pantai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Agung Rai, kiriman sampah kayu membanjiri pantai sejak Senin (13/2/2023). Tak cuma sampah kayu, banyak pula sampah plastik.
"Puncaknya itu tanggal 15 sampai 17 pukul 20.00 Wita," ujarnya kepada detikBali di Pantai Kelan.
Jero Bendesa Adat Kuta Wayan Sukerana menambahkan sampah-sampah itu terbawa arus laut karena saat ini sedang musim angin.
"Arus pantai ini ya sampah kayu dan sampah plastik banyak yang terbawa," kata Sukerana.
Menurut Sukerana, aksi gotong royong seperti ini diperlukan karena bisa mengurangi sampah secara signifikan.
Sebelumnya, para petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung sudah membantu mengumpulkan sampah dua hari lalu.
"Hari ini nggak ada, tim DLHK kemarin ada ini tinggal mengangkut. Total sampah yang dikumpulkan dari ujung ke ujung 15 tonan," katanya.
Sekitar 60 persen sampah merupakan sampah kayu. Sisanya 40 persen sampah plastik.
Sementara itu, CEO Cleo Hermanto Tanoko yang mengadakan program CSR ini mengatakan aksi bersih-bersih dilakukan di Pantai Kelan karena pantai ini dekat dengan bandara.
"Pemandangan pertama turis datang saat di pesawat pertama adalah ke Pantai Kelan jadi ini jendela dunia, dan pantai di sini pemandanganya indah jadi kalau kotor sayang sekali," tandasnya.
(hsa/hsa)