Musim sampah kiriman di Pantai Kuta, Badung, Bali, seperti saat ini membawa berkah untuk Subhan Nur, pengajar surfing yang juga bekerja sambilan mencari sampah kayu kiriman. Ia mengaku pernah menemukan jam tangan hingga uang tunai di dompet.
Ditemui di Pantai Kuta, Subhan dan rekannya terlihat asyik mencari kayu untuk dijual ke pengepul. Subhan menceritakan pengalaman menyenangkan menemukan jam hingga uang. "Kadang dapat jam, uang juga pernah dalam dompet," katanya, Jumat (17/2/2023).
Baca juga: 'Teror' Sampah Kiriman di Pantai Samigita |
Menurutnya, musim sampah kiriman kayu seperti saat ini memang menjadi berkah sendiri untuknya. "Iya berkah dapat uang sampingan, tapi kan nggak setiap hari," ujarnya, yang mengaku bisa mengantongi Rp 250 ribu saat mendapat 10 kayu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Subhan menceritakan ia mulai aktif mencari kayu sampah kiriman sejak 2016. "Cari kayu sampah kiriman ini cuma sambilan, saya pengajar surfing. Karena saya pikir ada kayu yang bisa dimanfaatkan dan dijual,saya cari kayu di pantai," ungkapnya.
Ia menjelaskan tidak semua kayu dapat dijual. Ciri-ciri kayu yang bisa dijual ialah unik dan berbau wangi. Jenis kayu tersebut, antara lain kayu putih, kayu maja gau, hingga kayu cendana.
"Kalau cendana wanginya bernilai tinggi, kalau maja gau juga mahal. Ini saya dapat getah damar sedikit, ya dikumpulkan dulu baru dijual, kalau kayu biasanya Rp 25 ribuan," terangnya.
Pantauan detikBali, tumpukan sampah kayu masih berserakan. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung belum membersihkan sampah-sampah tersebut.
"Belum, masih proses pembersihan. Volumenya banyak sekali, merata sampai Legian. Baru Seminyak yang sudah agak bersih," kata Koordinator Evakuasi Dini Sampah Laut (Desalut) DLHK Badung I Made Gde Dwipayana, Jumat (17/2/2023).
(irb/nor)