Sampah-sampah yang ditinggalkan pemudik di sepanjang jalur menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, mulai dibersihkan. Petugas, warga sekitar, dan relawan bahu-membahu membersihkan sampah yang menumpuk. Total sampah yang terkumpul mencapai sekitar 18 ton.
Sejumlah jalur yang dilintasi pemudik dipenuhi dengan sampah, terutama sampah plastik dari sisa makanan dan minuman. Sampah itu menumpuk di area Terminal Kargo Gilimanuk, Terminal Manuver Gilimanuk, dan gang-gang kecil menuju pelabuhan yang digunakan sebagai jalur alternatif.
"Sudah 18 ton (sampah) mulai H-7 Nyepi, sampah yang ditimbulkan dari antrean mudik. Terutama sampah plastik di gang-gang yang digunakan untuk peralihan arus mudik menuju Pelabuhan Gilimanuk," ungkap Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahadikusuma, saat dikonfirmasi detikBali, Jumat (28/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tony berkomitmen untuk membersihkan sampah-sampah tersebut. Namun, terkendala tenaga serta biaya untuk membersihkannya. "Jangan sampai Gilimanuk kotor, jangan sampai ada sisa sampah," tegasnya.
Tony juga mengungkapkan pada tahun lalu, Polres Jembrana, bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup, turut membantu membersihkan sampah di terminal kargo. Sementara itu, PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang berjanji membantu menyediakan kantong plastik untuk menampung sampah di gang-gang, tapi janji tersebut belum terealisasi.
Menurutnya, sampah sudah berhasil dikumpulkan, tapi belum diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Tony mengaku butuh biaya bahan bakar minyak (BBM) untuk mengangkut sampah itu. Sebab, truk sampah harus bolak-balik beberapa kali.
"Sehari bisa empat kali pengangkutan. Sedangkan pemerintah efisiensi anggaran, sudah pasti tidak ada untuk itu. Saya sebagai lurah kebingungan masalah sampah ini, masalah pengangkutannya. Harapannya ya dari ASDP ikut membantu untuk masalah ini," pungkas Tony.
(hsa/nor)