Ketua Umum (Ketum) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir masih optimistis atas peluang Indonesia di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Namun, Erick kini lebih realistis. Dia menargetkan Indonesia finis tiga besar.
Kekalahan telak 0-4 dari Jepang dalam laga di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) menjadi alasan Erick merevisi target. Sebelumnya, mantan bos Inter Milan itu membidik Indonesia minimal menjadi runner up.
Kekalahan dari Jepang membuat Indonesia tetap berada di dasar klasemen Grup C Ronde 3 dengan raihan 3 poin. Di posisi puncak ada Jepang dengan 13 poin, lalu Australia-Arab Saudi-China masing-masing 6 poin, dan Bahrain (5 poin).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun persaingan peringkat dua sampai empat masih sengit, tapi Erick menegaskan target dua besar.
"Seperti kita bilang kalau mau ranking kedua kita harus 15 poin. Tapi kan ranking 2 sudah hilang, kita fokus ke rangking 3-4. Kita evaluasi besar-besar," kata Erick di Stadion Madya pada Minggu (17/11/2024).
"Semua sepakbola itu drama. Tapi kalau bisa 3 poin nanti (lawan Arab Saudi), ya minimal kita harus mengumpulkan lagi 9 poin dari 5 laga tersisa. Di mana ada 3 home dua away. Itu saja hitungannya," tuturnya.
Erick juga mengungkapkan alasan mengapa baru melakukan evaluasi seusai kalah melawan Jepang. Hal itu karena Jepang saat ini merupakan tim terkuat di Asia dan 15 di dunia. Sementara Indonesia berada di peringkat 24 Asia dan 130 dunia.
"Ya karena Jepang tim terkuat, justru kami evaluasi saat ketemu dengan tim terkuat. Kalau kita mau ke depan, kontinu menjadi 9 terbaik Asia. Kalau saya lihat Indonesia pantas di ranking 9 Asia, tapi dengan jangka waktu yang cukup."
"Artinya kalau ranking 9 kita harus mengukur kualitas pemain kita dengan Jepang. Mereka ada pemain yang di league champ, liga 1. Tidak banyak pemain yang model kita bisa main di liga Eropa. Kita cukup banyak, jadi artinya kualitas kita sudah naik," lanjutnya.
"Jadi yang saya bilang jangan ada ego individual karena tim ini milik Indonesia, bukan milik Erick, pelatih atau pemain karena standar kita sudah tinggi, maka ekpektasi pelatih tinggi," kata Erick.
Baca di detikSport
(hsa/gsp)