Total kasus HIV/AIDS di Kota Kupang sejak 2020 hingga September 2025 mencapai 2.543 kasus. Dari jumlah itu, tercatat 46 kasus terjadi pada anak.
"Total kumulatif kasus HIV AIDS di Kota Kupang sejak 2020 hingga September 2025 telah mencapai 2.543 kasus. Jadi kalau untuk balita usia 0 bulan-4 tahun dari tahun 2000-2025, ada 39 kasus, sedangkan anak usia 5-9 tahun, ada 6 kasus," jelas Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Kupang, Julius Tanggu Bore, saat ditemui detikBali di ruang kerjanya, Jumat (5/12/2025).
Julius mengatakan kasus tertinggi berdasarkan jenis pekerjaan didominasi pekerja swasta sebesar 35%. Setelah itu diikuti Ibu Rumah Tangga (IRT) 16%, pelajar/mahasiswa 10%, pekerja seks 8%, PNS 7%, serta sopir, ojek, buruh, TNI/Polri masing-masing 1% dan petani 2%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara jenis kelamin yang terbanyak itu laki-laki yang lebih banyak mengalami kasus ini," katanya.
Julius menyebut kasus HIV/AIDS di Kota Kupang mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir, yakni 2023 hingga 2025.
"Jadi untuk data HIV/AIDS itu dari tahun 2023-2025 memang ada peningkatan. Contoh di tahun 2023 itu kasusnya 210 kasus, 2024 ada 226 dan Januari-September 2025 itu 173 kasus, data untuk Oktober-Desember belum masuk dari Dinas Kesehatan," terang Julius.
Ia menambahkan, meski kasus tahun 2025 baru tercatat 173 kasus hingga September, setiap tahun tetap muncul kasus baru.
"Walaupun baru 173 kasus di tahun, tetapi logikanya itu bahwa ada kasus baru yang terus bertambah. Artinya bahwa perilaku seks berisiko dengan gonta-ganti pasangan itu masih terjadi di Kota Kupang," urainya.
KPA Kota Kupang, kata Julius, terus melakukan berbagai langkah pencegahan melalui edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya HIV/AIDS. Edukasi digelar di sejumlah lokasi yang dianggap rawan penularan.
"Kita juga kerab edukasi di tempat-tempat yang rawan seperti club malam dan tempat-tempat pijat. Selain itu kita juga bagikan kondom secara gratis dan pembagian obat Pre-Exposure Prophylaxis," terang dia.
Ia menjelaskan obat PrEP merupakan obat yang dapat mencegah infeksi HIV pada kelompok berisiko. "Obat ini efektif mencegah infeksi HIV pada orang yang beresiko, seperti mereka ladies di club malam," terang dia.
Julius menegaskan Pemerintah Kota Kupang berkomitmen memperkuat upaya pencegahan HIV/AIDS.
"Ini yang menjadi perhatian kita bersama untuk bagaimana mengambil langkah mengantisipasi dengan pencegahan-pencegahan dengan edukasi serta menggunakan penggunaan kontrasepsi atau pengaman (kondom) saat berhubungan, agar terhindar dari kasus HIV dan AIDS," pungkasnya.
(dpw/dpw)










































