RSUD Lembata Klarifikasi soal Kematian Regina Wetan

RSUD Lembata Klarifikasi soal Kematian Regina Wetan

Yurgo Purab - detikBali
Selasa, 11 Mar 2025 13:17 WIB
Ilustrasi pasien di rumah sakit
Ilustrasi pasien. (Foto: iStock)
Lembata -

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lembata buka suara terkait kematian Regina Wetan (31), warga Desa Beutaran, Kecamatan Ile Ape, Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebelum meninggal, Regina diberi obat anti pendarahan oleh bidan, namun mengalami penurunan kesadaran.

Pihak rumah sakit menegaskan bahwa penanganan pasien telah sesuai dengan prosedur operasional standar (SOP).

"Bidan menyuntikkan obat anti pendarahan Tranexamic Acid 500 miligram (mg)/5 sentimeter kubik (cc). Saat penyuntikan obat masuk sekitar 2 cc dari 5 cc, pasien mengeluh mual dan perut tidak enak. Bidan kemudian menghentikan suntikan tersebut," kata Direktur RSUD Lembata Yoseph Paun kepada detikBali, Selasa (11/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada pukul 21.15 Wita, bidan kembali ke ruangan pasien. Regina mengeluh nyeri pada luka operasi. Setelah melakukan komunikasi dengan pasien dan double check dengan bidan lain, bidan kembali memberikan obat anti pendarahan sesuai prosedur.

Saat Regina merasa mual, kepalanya dimiringkan ke kiri dan diberikan oksigen 5 liter per menit. Kondisinya kemudian melemah, tekanan darah turun menjadi 80/50 mmHg, nadi melemah, hingga terjadi penurunan kesadaran. Resusitasi jantung paru (RJP) dilakukan untuk menyelamatkan pasien.

Dokter kemudian melakukan tindakan intubasi untuk membantu pernapasan pasien, namun upaya medis tidak membuahkan hasil.

"Pasien dinyatakan meninggal pukul 22.58 Wita dengan dugaan penyebab kematian emboli paru dan kardiomiopati pasca melahirkan," tandasnya.

RSUD Lembata Tegaskan Penanganan Sesuai SOP

Yoseph menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan tim medis sudah sesuai prosedur. Pemberian obat anti pendarahan dilakukan 6 jam setelah operasi, dari pukul 15.30 Wita hingga 21.15 Wita.

"Sudah sesuai SOP. Obat anti pendarahan diberikan setelah 6 jam pasca-operasi," ujarnya.

RSUD Lembata menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Regina Wetan. Pihak rumah sakit telah melakukan audit medis internal melalui Review Maternal Perinatal (RMP).

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya...

Keluarga Duga Ada Kelalaian Medis

Sebelumnya, keluarga menduga kematian Regina Wetan akibat kelalaian petugas rumah sakit atau malapraktik. Alexandra Junita Betekeneng, adik Regina, menyatakan bahwa Regina sempat merasa tidak nyaman setelah disuntik obat oleh bidan di selang infus.

"Bidan langsung menyuntik obat di selang infus dekat tangannya. Regina mengeluh ingin muntah dan bertanya kepada bidan, 'obat apa yang disuntik kepada saya, kenapa saya merasa tidak enak dan ingin muntah?' Tidak lama kemudian, keluar air liur bercampur darah dari mulutnya," kata Alexandra kepada detikBali, Minggu (9/3/2025).

Menurut Alexandra, Regina mengalami gangguan flek pada Senin (3/3/2025) pukul 20.00 Wita dan dibawa ke Puskesmas Waipukang untuk pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ). Dokter menyarankan pemasangan infus untuk observasi karena adanya flek darah dan nyeri. Pada pukul 23.00 Wita, rasa nyeri mereda, dan dokter merujuknya ke RSUD Lembata.

Pada Selasa (4/3/2025), Regina menjalani pemeriksaan ultrasonografi (USG) dan didiagnosis mengalami solusio plasenta. Setelah USG terakhir pada pukul 10.00 Wita, dokter menyatakan jantung bayi dalam kondisi lemah, sehingga Regina menjalani operasi pada pukul 14.18 Wita. Pascaoperasi, kondisinya baik, bahkan ia sempat meminta Alexandra memotret bayinya.

Namun, pada pukul 22.00 Wita, seorang bidan memasuki ruangan dan menyuntikkan obat melalui selang infus tanpa memberikan penjelasan. Regina mengeluhkan rasa mual dan menarik tangan bidan sebelum mengeluarkan air liur bercampur darah.

"Tidak lama setelah itu bidan panik dan memanggil bidan lainnya untuk membawa oksigen," imbuh Alexandra.

Tak lama kemudian, dokter menyatakan Regina meninggal dunia akibat serangan jantung.

"Kata dokter serangan jantung," ujar Alexandra.



Simak Video "Video Nestapa Balita di Bima: Diduga Kena Malapraktik Berujung Tangan Diamputasi"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads