Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dari Presiden Prabowo Subianto diluncurkan secara nasional pada 10 Februari 2025. Selama sembilan hari berjalan, warga Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), kurang berminat pada program ini.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Dompu, Anike Kusumawati, menyebut baru 164 pendaftar yang mengikuti program khusus masyarakat yang berulang tahun itu, baik secara online maupun offline pada seluruh puskesmas yang ada.
"Iya benar (sepi peminat). Sekarang kami turun lagi di puskesmas menegaskan untuk terus melakukan sosialisasi," kata Yeyen saat dikonfirmasi detikBali, Rabu (19/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan yang akrab disapa Yeyen ini mengungkapkan, faktor penyebab kurangnya minat masyarakat adalah minimnya informasi dan sosialisasi kurang maksimal. Masyarakat juga kesulitan untuk mendaftar secara online melalui aplikasi Satu Sehat Mobile (SSM) Kementerian Kesehatan.
Selain itu, tidak lengkapnya fasilitas penunjang (peralatan medis) dan bahan medis habis pakai (BMHP), terbatasnya anggaran alat tulis kantor (ATK), serta kekurangan dokter gigi pada dua puskesmas juga menjadi kendala di lapangan.
"Kurangnya partisipasi masyarakat untuk pelayanan CKG ini karena minim informasi. Masyarakat tidak menganggap penting karena kondisi masih sehat. Masyarakat juga harus download aplikasi SSM tapi tidak ada handphone dan paket data," jelasnya.
Yeyen mengatakan, program kesehatan gratis ini bukan pengobatan tapi khusus skrining awal untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit awal. Kata dia, masyarakat kalau tidak sakit tidak akan ke fasilitas kesehatan.
"Program kesehatan gratis ini kan khusus ke skrining penyakit. Bisa saja yang merasa memiliki masalah takut untuk periksa. Di samping itu di puskesmas juga masih terbatas alat," imbuhnya.
Menurut Yeyen untuk memaksimalkan pelaksanaan program CKG ini, Pemda harus menggelar rapat koordinasi lintas sektor dengan menghadirkan dinas terkait seperti Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo). Selain itu, petugas juga harus melakukan pengisian secara manual data peserta yang tidak memiliki aplikasi SSM juga ketika aplikasi sedang error.
"Kominfo terkait penyebaran informasi ke masyarakat," ujarnya.
(nor/nor)