Keterbatasan Alkes Hambat Program Cek Kesehatan Gratis di Manggarai Barat

Keterbatasan Alkes Hambat Program Cek Kesehatan Gratis di Manggarai Barat

Ambrosius Ardin - detikBali
Kamis, 13 Feb 2025 18:38 WIB
Ilustrasi dokter kandungan
Ilustrasi cek kesehatan. (Foto: Getty Images/iStockphoto/BongkarnThanyakij)
Manggarai Barat -

Rencana program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih terkendala ketersediaan alat kesehatan (alkes). Sejumlah jenis pemeriksaan kesehatan tidak dapat dilakukan karena keterbatasan alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.

Hal itu terungkap dalam simulasi CKG yang dilakukan Dinas Kesehatan Manggarai Barat di Puskesmas Labuan Bajo, Kamis (13/2/2025). Puskesmas tersebut termasuk dalam fasilitas kesehatan yang ditunjuk untuk pelaksanaan CKG di Manggarai Barat.

"Dengan simulasi hari ini dapat ditemukan beberapa kendala yang dialami petugas kesehatan antara lain masih ada beberapa jenis pemeriksaan belum bisa dilakukan karena terbatas alat kesehatan dan bahan medis habis pakai," kata Kepala Dinkes Manggarai Barat Adrianus Ojo seusai simulasi CKG tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam simulasi itu, dilakukan CKG terhadap 22 orang. Rinciannya, lima orang berusia 1-6 tahun, 18 orang berusia 18-59 tahun, dan satu orang lansia berusia di atas 60 tahun. Adrianus mengatakan pemeriksaan fungsi hati, ginjal, dan USG payudara untuk orang dewasa, serta sejumlah pemeriksaan untuk lansia tidak bisa dilakukan karena keterbatasan alat kesehatan.

"Usia dewasa sebanyak tiga jenis pemeriksaan (fungsi hati, fungsi ginjal, USG payudara) belum bisa dilakukan dari total 22 jenis pemeriksaan. Lansia sebanyak tiga jenis pemeriksaan belum bisa dilakukan dari 24 jenis pemeriksaan," ungkap Adrianus.

"Untuk pemeriksaan yang menggunakan clinical chemistry analyzer belum bisa dilakukan karena alatnya belum ada," lanjut dia.

Clinical chemistry analyzer ini, kata Adrianus, baru akan diberikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada tahun ini. "Informasinya tahun ini akan ada penerimaan alat tersebut dari Kemenkes," ujarnya.

Kendala lain yang ditemukan dalam simulasi tersebut adalah jaringan internet yang kurang stabil sehingga memperlambat proses penginputan data.

Adrianus mengatakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap sasaran CKG adalah 45-60 menit. Bagi yang sudah mengunduh aplikasi Satu Sehat Mobile, pelayanan membutuhkan waktu 45 menit, sementara yang belum mengunduh aplikasi itu membutuhkan waktu 60 menit.

Ia menegaskan bahwa CKG tetap dilaksanakan di Manggarai Barat meskipun masih ada keterbatasan alat kesehatan. Layanan diberikan sesuai dengan ketersediaan alat kesehatan.

Adrianus meminta masyarakat yang ingin mendapatkan layanan CKG untuk melakukan skrining mandiri terlebih dahulu sebelum datang ke fasilitas kesehatan. Skrining itu bisa dilakukan melalui aplikasi Satu Sehat Mobile.

CKG, kata dia, bisa dilakukan di Puskesmas maupun fasilitas kesehatan lain yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Setelah Puskesmas Labuan Bajo, Dinkes Manggarai Barat juga akan melakukan simulasi di Puskesmas lainnya.

"Semua fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan terlibat, baik Puskesmas, Klinik Pratama swasta, maupun rumah sakit," terang Adrianus.

Ia mengatakan masyarakat sudah bisa mendapatkan layanan CKG. Layanan itu diberikan dalam jangka waktu 30 hari sejak hari ulang tahun seseorang. "30 hari setelah ulang tahun, CKG tidak bisa dilayani," tandas Adrianus.




(dpw/hsa)

Hide Ads