Virus ASF Merebak di Sikka: Ratusan Babi Mati, Warga Diminta Waspada

Virus ASF Merebak di Sikka: Ratusan Babi Mati, Warga Diminta Waspada

Yurgo Purab - detikBali
Rabu, 12 Feb 2025 11:47 WIB
close up of a pigs face on a truck, behind bars
Ilustrasi babi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/pidjoe)
Sikka -

Sebanyak 356 ternak babi di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTTT), mati akibat serangan African Swine Fever (ASF) sepanjang Oktober 2024 hingga Februari 2025. Warga diminta waspada dan memperhatikan kesehatan hewan ternak mereka.

"Ada 356 ternak babi mati sepanjang Bulan Oktober-Februari Minggu kedua," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, YE Satriawan Sadipun, kepada detikBali, Rabu (12/2/2025).

Sadipun mengungkapkan kasus kematian babi tersebar di delapan kecamatan di Kabupaten Sikka. Kecamatan Talibura mencatat angka kematian tertinggi dengan 128 ekor, disusul Alok Barat (115 ekor), Palue (80 ekor), Alok (11 ekor), Kangae (10 ekor), Koting (5 ekor), Nita (4 ekor), dan Magepanda (3 ekor).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak Ada Vaksin ASF

Menurut Sadipun, hingga saat ini belum tersedia vaksin untuk menangani virus ASF. Ia mengimbau masyarakat untuk menaati instruksi bupati serta anjuran teknis dari pemerintah dan petugas kesehatan hewan di Dinas Pertanian Kabupaten Sikka terkait penerapan biosecurity yang ketat.

"Kalau masyarakat mengabaikan, maka kasus kematian ternak babi akan terus bertambah," imbuhnya.

Sadipun menambahkan, virus ASF memiliki tingkat penularan yang sangat cepat dan bisa menyebar melalui ternak babi, manusia, serangga, pakaian, peralatan, kandang, hingga pakan.

"Untuk itu, masyarakat diharapkan memahami bahaya ASF. Selama ini kesadaran masyarakat masih rendah atau apatis dengan penyakit yang mewabah," tandasnya.




(dpw/dpw)

Hide Ads