Babi hingga daging olahan hewan tersebut asal daerah yang memiliki kasus African swine fever (ASF) dilarang masuk Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pelarangan dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagekeo lantaran puluhan babi di sana mati akibat terserang penyakit dengan gejala ASF.
"Menolak atau melarang masuknya ternak babi, produk babi segar, dan olahan, seperti se'i, dendeng, roti babi, dll, hasil ikutan lainnya dari wilayah tertular," kata Kepala Dinas Peternakan Nagekeo, Klementina Dawo, Kamis (30/1/2025).
Klementina juga meminta warga agar tidak menjual atau membeli ternak babi yang sakit. Selain itu, babi yang sakit juga dilarang dipotong dan diedarkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika ternak babi sakit, harus dipisahkan dari babi yang sehat dan ternak babi yang mati segera dilaporkan kepada petugas 1x24 jam untuk diobservasi lebih lanjut. Ternak babi yang mati harus dibakar atau dikuburkan untuk mencegah penyebaran," tegas Klementina.
Klementina mengatakan masyarakat harus meningkatkan biosecurity, hanya peternak atau petugas yang boleh masuk ke area kandang. Berikutnya, meningkatkan kekebalan ternak babi dengan pemberian pakan yang baik dan vitamin. Peternak juga diminta untuk tidak memberikan makanan hasil limbah ke ternak babi.
Tak hanya itu, Klementina juga meminta masyarakat untuk melakukan sanitasi kandang. "Perlu meningkatkan kebersihan dan sanitasi kandang dan peralatan dengan disinfektan, seperti bayclin dengan takaran satu tutup botol bayclin dicampur dengan 10 gayung air," jelas Klementina.
Klementina menegaskan langkah-langkah pencegahan perlu dilakukan. Sebab, belum ada vaksin maupun obat yang mampu mencegah dan mengobati penyakit ASF pada babi. Penyakit ASF tidak bersifat zoonosis atau tidak menular dari hewan ke manusia ataupun sebaliknya.
Penyakit ASF memiliki tanda klinis demam tinggi, depresi, anoreksia (tidak mau makan), perdarahan pada kulit (kemerahan pada telinga, perut dan kaki), keguguran pada induk bunting, sianosis (kebiruan pada kulit), muntah, diare, kematian dalam waktu 6-13 hari. Tingkat kematian bentuk ini dapat mencapai 100%.
Diberitakan sebelumnya, ternak babi mati dengan gejala terserang penyakit ASF atau demam babi Afrika kembali terjadi di Nagekeo, NTT pada awal tahun ini. Puluhan ekor babi mati dengan gejala ASF di Nagekeo selama Januari 2024. Kasus serupa sebelumnya terjadi pada 2024.
"Total 87 ekor," kata Kepala Dinas Peternakan Nagekeo, Klementina Dawo, Selasa (28/1/2025).
(iws/iws)