Jembatan Termanu di Desa Manubelon, Kecamatan Amfoang Barat Daya, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), putus total pada Sabtu (1/2/2025) pagi. Akibatnya, akses warga dari Kecamatan Amfoang Timur, Amfoang Utara, dan Amfoang Barat Laut menuju Kota Kupang lumpuh total.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Kupang, Smit Fanggi, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebut Jembatan Termanu merupakan jalur vital bagi masyarakat di wilayah Pantura Amfoang.
"Benar. Pasti akibat banjir deras itu," ujar Smit, Sabtu pagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, warga telah mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait kondisi jembatan yang terancam putus akibat hantaman banjir deras sejak Minggu (29/12/2024). Jembatan ini merupakan satu-satunya akses utama bagi masyarakat di Kecamatan Amfoang Barat Daya, Amfoang Barat Laut, Amfoang Utara, dan Amfoang Timur untuk menuju Kota Kupang.
"Kami sangat resah dan khawatir kalau benar-benar putus. Karena itu satu-satunya jembatan yang bisa dilalui bila ke Kupang," ujar seorang mahasiswa asal Desa Honuk, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Gat Yohanis Manoh, Senin (30/12).
Gat mengatakan putusnya jembatan akan menghambat pengiriman kebutuhan pokok seperti beras, uang, serta barang kebutuhan mahasiswa yang tengah berkuliah di Kupang.
"Misalkan kalau kami butuh bekal dan uang dari kampung pasti terhambat," ungkapnya.
Menurut Gat, jembatan Termanu merupakan jalur tercepat menuju Kupang. Alternatif transportasi melalui jalur laut tidak bisa diandalkan untuk perjalanan mendesak.
"Memang bisa lewat kapal, tapi itu setidaknya dua pekan sekali baru kapal masuk ke Dermaga Afoan, Kecamatan Amfoang Utara. Nah, kalau kami yang di Kecamatan Amfoang Barat Laut, jalan jauh lagi baru bisa naik kapal," jelasnya.
(dpw/gsp)