Belajar di Rumah Sepekan Awal Ramadan, Orang Tua Senang

Belajar di Rumah Sepekan Awal Ramadan, Orang Tua Senang

Nathea Citra - detikBali
Kamis, 23 Jan 2025 07:10 WIB
Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram, Yusuf.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram, Yusuf. (Foto: Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Pemerintah resmi menetapkan kebijakan belajar di rumah selama sepekan di awal Ramadan 2025, yakni pada 27 Februari hingga 5 Maret 2025. Para siswa akan belajar secara mandiri selama periode tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf mengungkapkan saat ini petunjuk teknis (teknis) pelaksanaan kebijakan itu masih disusun.

"Tunggu juknis yang kami buat karena masih proses. Insyaallah kami buat edaran Wali Kota Mataram perihal KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) di bulan puasa, " kata Yusuf kepada detikBali, Rabu (22/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebijakan ini mengacu pada Surat Edaran Bersama (SEB) Nomor 2 Tahun 2025 dan Nomor 400.1/320/SJ tentang Pembelajaran di Bulan Ramadan 1446 H yang dikeluarkan pada 20 Januari 2025. Dalam SEB, pemerintah tidak menyebut istilah libur, melainkan pembelajaran mandiri selama Ramadan.

Para siswa dijadwalkan belajar dari rumah pada 27-28 Februari dan 3-5 Maret 2025. Sementara kegiatan belajar di sekolah akan kembali berlangsung mulai 6 Maret hingga 25 Maret 2025. Pembelajaran mandiri di rumah diharapkan melibatkan peran keluarga dan masyarakat.

Respons Orang Tua Siswa

Kebijakan ini mendapat tanggapan beragam dari orang tua siswa di Kota Mataram. Sebagian besar menyambut baik keputusan pembelajaran di rumah selama sepekan, dibandingkan dengan libur lebih lama yang sempat dikabarkan sebelumnya.

"Kalau liburnya cuma seminggu tidak apa-apa. Kecuali kalau libur sebulan, baru kami sebagai orang tua pusing," kata salah seorang warga di Mataram, Nir Komala.

Ia menambahkan kekhawatirannya jika libur berlangsung satu bulan penuh. "Paling anak-anak banyak main HP, dan itu pasti sulit dihindari. Jadi lebih baik mereka sekolah (daripada libur lama)," ujarnya.

Hal serupa diungkapkan Ayu Febrian, warga Jempong, Kota Mataram. Ia menilai libur selama sepekan sudah cukup, asalkan anak-anak tetap diberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.

"Biar nggak bosan. Jadi kalau ada tugas, mereka ada yang dikerjakan di rumah selain bermain dan nonton TV," katanya.




(dpw/dpw)

Hide Ads