Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Meluas: Sekolah di Sikka Belajar Online

Sikka

Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Meluas: Sekolah di Sikka Belajar Online

Yufengki Bria - detikBali
Rabu, 13 Nov 2024 14:31 WIB
Sejumlah pelajar mengikuti kegiatan belajar mengajar di rumah gurunya di Desa Lewolaga, Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin (11/11/2024). Pihak SD Katolik Lewolaga menggelar kegiatan belajar mengajar di rumah guru kelas karena bangunan sekolah mereka digunakan untuk posko pengungsian warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. ANTARA FOTO/Mega Tokan/app/foc.
Sejumlah pelajar mengikuti kegiatan belajar mengajar di rumah gurunya di Desa Lewolaga, Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin (11/11/2024). (Foto: Antara Foto/Mega Tokan)
Sikka -

Sejumlah sekolah di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), terpaksa menerapkan sistem pembelajaran daring (online) dari rumah akibat dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur. Kebijakan ini berlaku untuk seluruh tingkat pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (PKO) Kabupaten Sikka, Germanus Goleng, menyampaikan bahwa keputusan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) dari rumah ini merupakan respons terhadap abu vulkanik yang tersebar di wilayah Sikka.

"Terkait dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, maka sekolah di Sikka laksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) dari rumah saja," ujar Germanus, Rabu (13/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, tidak semua wilayah di Sikka terdampak abu vulkanik. Germanus mengungkapkan, beberapa daerah yang tidak terpapar abu masih diperbolehkan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah.

"Kalau misalnya di wilayah itu abu vulkanik tidak ada, maka kondisi tertentu siswa boleh mengikuti KBM di sekolah, tetapi dalam surat edaran dari Penjabat (Pj) Bupati Sikka, itu untuk semua sekolah belajarnya di rumah," jelas Germanus.

Meski begitu, Germanus belum dapat memastikan sampai kapan kebijakan ini akan berlangsung. Hal tersebut bergantung pada perkembangan situasi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

"Jika erupsi sudah tidak terjadi lagi, maka pembelajaran akan kembali dilakukan di sekolah seperti biasa. Kami akan mengeluarkan edaran kepada orang tua siswa ketika situasi memungkinkan," tambahnya.

Selain itu, Germanus mengimbau agar seluruh siswa di Kabupaten Sikka menjaga kesehatan dengan mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

"Abu vulkanik tidak hanya berada di lingkungan sekolah, tetapi juga tersebar di masyarakat. Oleh karena itu, kami meminta agar siswa selalu memakai masker untuk mencegah penyakit saluran pernapasan seperti ISPA," pungkas Germanus.

Dengan diberlakukannya sistem pembelajaran online ini, diharapkan keselamatan dan kesehatan siswa serta masyarakat dapat terjaga hingga situasi membaik dan erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki berakhir.




(dpw/gsp)

Hide Ads