Sebanyak 1.944 warga dari delapan desa yang terdampak letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dievakuasi. Mereka diungsikan ke tiga lokasi. Penjabat Gubernur NTT Andriko Noto Susanto menjelaskan evakuasi warga dilakukan untuk mengantisipasi erupsi susulan.
"Sebanyak 1.944 jiwa dari delapan desa itu diungsikan ke tiga lokasi yang telah disiapkan pemerintah daerah," ujar Andriko, Senin (4/11/2024).
Tiga posko pengungsian yang menjadi lokasi sementara warga adalah posko di Desa Lewolaka. Di sana ada sebanyak 647 pengungsi. Kemudian, Posko Desa Bokang ada 510 orang. Sementara, di Posko Desa Konga, Kecamatan Titihenda, ada 787 pengungsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andriko mengungkapkan sesuai informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), masih ada getaran-getaran kecil imbas erupsi yang saat ini terjadi. Dia pun mengimbau masyarakat untuk menjauhi lokasi dengan jarak aman tujuh kilometer dari lokasi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
"Kami mengimbau juga kepada masyarakat, dalam radius tujuh kilometer harus keluar dari situ. Karena informasi dari BMKG masih ada getaran-getaran kecil. Tidak menutup kemungkinan adanya (letusan) susulan," terangnya.
Sementara itu, Pj Bupati Flotim Sulastri Rasyid menyatakan saat ini status tanggap darurat telah ditetapkan.
"Sekarang sudah status tanggap darurat yang berlangsung 58 hari terhitung sejak kemarin," ujar Sulastri melalui sambungan telepon.
Menurut Sulastri, korban luka-luka bertambah. Saat ini, tercatat ada 59 orang yang mengalami luka. Bencana tersebut sejauh ini sudah merenggut 10 korban jiwa. Salah satu korban merupakan anak kecil.
"Sampai saat ini 10 korban jiwa, salah satunya anak kecil dan 59 orang mengalami luka-luka yang saat ini masih dirawat," pungkas Sulastri.
Gunung Lewotobi Laki-laki meletus pada Minggu (3/11/2024) malam. Suasana mencekam menyelimuti Desa Dulipali, salah satu desa yang terdampak parah. Di tengah kegelapan akibat listrik padam, warga terkejut oleh suara benda keras yang jatuh menembus atap rumah mereka.
"Ada yang minta tolong. Batu jatuh tembus keramik. Batu tidak kelihatan, tapi apinya menyala dari bawah. Mau lari bagaimana. Tidak tahu mau lari ke mana," ujar warga setempat, Anis Soge (59), Senin.
Situasi semakin mencekam ketika kilat dan guntur menyambar dari arah Gunung Lewotobi Laki-laki.
"Tiba-tiba gunung meledak. Kami bangun, lihat seperti orang dobrak pintu dan jendela. Kami raba-raba, cari senter," tutur salah seorang warga, Oa Sogen.
Pada pagi hari, sisa-sisa bencana terlihat jelas. Punggung Gunung Lewotobi Laki-laki yang semula hijau berubah tandus akibat terjangan lava. Pantauan detikBali menunjukkan puluhan rumah hangus terbakar dan sebagian roboh. Tidak hanya rumah warga, sejumlah sekolah juga hancur oleh letusan dan lava panas.
(hsa/iws)