Dampak Erupsi Gunung Lewotobi: 10 Tewas-53 Luka, 2.384 Rumah Rusak

Dampak Erupsi Gunung Lewotobi: 10 Tewas-53 Luka, 2.384 Rumah Rusak

Simon Selly - detikBali
Senin, 04 Nov 2024 20:32 WIB
Pj Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto saat menerima laporan terkini dari Kalak BPBD NTT, Cornelis Wadu, Senin (4/11/2024).
Foto: Pj Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto saat menerima laporan terkini dari Kalak BPBD NTT, Cornelis Wadu, Senin (4/11/2024). (Simon Selly/detikBali)
Kupang -

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyebabkan 10 orang tewas dan 53 lainnya luka-luka. Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT juga mencatat sebanyak 2.384 rumah rusak.

"Jadi, ada 10 korban jiwa, laki-laki 4 dan perempuan 6 orang. Korban luka-luka ada 53 orang dari berbagai desa," ujar Penjabat (Pj) Gubernur NTT Andriko Noto Susanto seusai sidang paripurna di DPRD NTT, Senin (4/11/2024).

Andriko membeberkan ribuan rumah yang rusak itu tersebar di delapan desa. Selain itu, berbagai fasilitas umum, termasuk gedung sekolah juga rusak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada TK/PAUD 18 unit, SD satu unit, SMP tiga unit, dan SMA/SMK tiga unit," urai Andriko.

"Selain itu asrama tiga unit, kapela tiga unit, koperasi dua unit, bank dua unit, yakni Bank BRI dan Bank NTT, Kantor Pos, Koramil, dan Polsek," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Andriko menjelaskan Pj Bupati Flores Timur Sulastri H Rasyid saat ini sudah menaikkan status bencana menjadi tanggap darurat dari sebelumnya siaga darurat.

Status tanggap darurat ini berlaku selama 58 hari ke depan. Namun, status ini bisa diperpanjang jika bencana masih terus berlangsung.

"Status tanggap darurat yang berlaku selama 58 hari terhitung sejak tanggal 4 November sampai 31 Desember 2024. Apabila masa tanggap darurat selama tiga bulan tidak cukup, maka kami bisa lanjutkan status tanggap darurat berikutnya," tandas Andriko.

Gunung Lewotobi Laki-laki meletus pada Minggu (3/11/2024) malam. Suasana mencekam menyelimuti Desa Dulipali, salah satu desa yang terdampak parah. Di tengah kegelapan akibat listrik padam, warga terkejut oleh suara benda keras yang jatuh menembus atap rumah mereka.

"Ada yang minta tolong. Batu jatuh tembus keramik. Batu tidak kelihatan, tapi apinya menyala dari bawah. Mau lari bagaimana. Tidak tahu mau lari ke mana," ujar warga setempat, Anis Soge (59), Senin.

Situasi semakin mencekam ketika kilat dan guntur menyambar dari arah Gunung Lewotobi Laki-laki.

"Tiba-tiba gunung meledak. Kami bangun, lihat seperti orang dobrak pintu dan jendela. Kami raba-raba, cari senter," tutur salah seorang warga, Oa Sogen.

Pada pagi hari, sisa-sisa bencana terlihat jelas. Punggung Gunung Lewotobi Laki-laki yang semula hijau berubah tandus akibat terjangan lava. Pantauan detikBali menunjukkan puluhan rumah hangus terbakar dan sebagian roboh. Tidak hanya rumah warga, sejumlah sekolah juga hancur oleh letusan dan lava panas.




(hsa/gsp)

Hide Ads