Piagam Panglima-Mendikbud Jadi Pertimbangan TNI Seleksi Joni Jadi Tentara

Piagam Panglima-Mendikbud Jadi Pertimbangan TNI Seleksi Joni Jadi Tentara

Tim detikBali - detikBali
Rabu, 07 Agu 2024 09:29 WIB
Yohanes Ande Kalla atau yang disapa Joni Kalla saat diwawancarai di depan rumahnya di Desa Silawan, Kabupaten Belu. (ANTARA/Tangkapan layar)
Foto: Yohanes Ande Kalla atau yang disapa Joni Kalla saat diwawancarai di depan rumahnya di Desa Silawan, Kabupaten Belu. (ANTARA/Tangkapan layar)
Denpasar -

Pemuda Nusa Tenggara Timur (NTT), Yohanes Ande Kala atau yang biasa dipanggil Joni, dipersilakan kembali mengikuti seleksi masuk TNI AD. Sejumlah hal bakal dipertimbangkan TNI dalam proses seleksi yang dijalani Joni.

Salah satu hal yang diperhitungkan TNI AD dalam proses seleksi Joni adalah piagam penghargaan. Piagam itu dari Panglima TNI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), buah dari aksi heroik Joni memanjat tiang bendera saat HUT ke-73 RI.

"Terkait Piagam Penghargaan tersebut telah dilaporkan ke Mabesad," kata Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana Kolonel Inf Agung Udayana dalam keterangannya, Selasa (6/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agung mengungkapkan Joni diberikan kesempatan untuk melanjutkan serangkaian tes yang berlangsung Korem 161/Wirasakti. Proses seleksi dari Kodam IX/Udayana sudah dimulai.

Pendaftaran anggota TNI, jelas Agung, mensyaratkan tinggi badan minimal 163 sentimeter (cm). Namun, daerah tertinggal seperti di NTT punya ketentuan khusus tinggi badan minimal, yakni 160 cm.

ADVERTISEMENT

"Yang bersangkutan tingginya hanya 155,8 cm. Namun, ini masih tahap administrasi," jelas Agung.

Selain tinggi badan, ada juga serangkaian tes yang wajib dijalani semua calon tentara, termasuk Joni. Tesnya meliputi kesehatan, postur, jasmani, akademik, dan psikotes. Hasil serangkaian tes akan dilaporkan ke Mabes TNI AD (Mabesad).

"Nah kalau memang ada poin-poin potensi yang bersangkutan sebagai keunggulan khusus yang bisa menutup kekurangan tadi, ya kami laporkan ke Mabesad," jelasnya.

"Karenanya, Joni tetap diikutkan. Nanti kami nilai secara keseluruhannya, kemudian datanya kami sampaikan ke Mabesad. Mabesad yang berikan keputusan," imbuhnya.

Istana Buka Suara

Istana buka suara perihal Joni yang gagal masuk TNI AD. Menteri Sekretaris Negara (Mensetneg) Pratikno baru mengetahui kabar tersebut.

"Ya mungkin karena ada parameter juga ya, saya nggak tahu, tetapi akan cek. Tentu saja kan ada proses seleksi (masuk TNI)," ujar Pratikno di Kemensetneg, Jakarta, Selasa (6/8/2024).

Joni Viral Lagi

Sebelumnya Joni viral lagi dengan mengungkap janji yang pernah diucapkan Presiden Jokowi pada 2018. Satu janji yang diungkit Joni ialah saat Jokowi menanyakan cita-citanya.

"Yang ketiga Bapak Presiden tanya lagi 'cita-cita kamu apa?'. Langsung saya menjawab 'cita-cita saya ingin menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia'," kata Joni dalam video beredar.

"Langsung dijawab Bapak Presiden 'sudah langsung daftar saja kamu ke pak panglima, langsung diterima'. Dari situ langsung saya juga bertemu Bapak Panglima TNI dan diprioritaskan untuk masuk tentara," tambahnya.

Joni mengaku tahun ini mengikuti tes untuk masuk TNI, tetapi gagal. Dia berharap bantuan dari Presiden hingga Panglima TNI agar dirinya diterima masuk tes TNI.

"Pada saat tahun 2024 saya mengikuti tes, tetapi gagal. Saya mohon bantuan kepada Bapak Presiden, Bapak Panglima dan juga jajarannya. Mohon bantuan meluluskan saya menjadi anggota TNI. Sekian dan terima kasih," harap Joni.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads