NTT Juara 2 Kasus Stunting di Indonesia

NTT Juara 2 Kasus Stunting di Indonesia

Ambrosius Ardin - detikBali
Selasa, 30 Jul 2024 15:30 WIB
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman KansongΒ saat ditemui di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Selasa (30/7/2024). (Foto:Β Ambrosius Ardin/detikBali)
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman KansongΒ saat ditemui di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Selasa (30/7/2024). (Foto:Β Ambrosius Ardin/detikBali)
Manggarai Barat -

Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi provinsi dengan kasus stunting tertinggi kedua di Indonesia. Adapun, Papua Tengah menempati posisi teratas dengan kasus stunting tertinggi. Papua Tengah adalah provinsi baru yang terbentuk pada 2022.

"NTT posisi kedua (kasus stunting) tahun ini karena adanya provinsi baru. Kalau tidak ada provinsi baru di Papua, NTT itu juara satu," ungkap Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Usman Kansong, seusai Sosialisasi Pencegahan Stunting kepada Forum Lintas Agama di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Selasa (30/7/2024).

Usman mengatakan kasus stunting di NTT mencapai 37 persen dari jumlah penduduk di daerah tersebut. Jumlah kasus stunting itu melesat jauh dari kasus stunting secara nasional 21 persen. "NTT 37 persen, angka nasional 21 persen," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan ada kesenjangan jumlah kasus stunting antarkabupaten/kota di NTT. Menurutnya, ada yang kasus stuntingnya tinggi, ada pula daerah yang kasus stuntingnya kecil seperti Manggarai Barat. Kasus stunting di Manggarai Barat, dia berujar, sudah turun hingga 8,6 persen pada tahun ini.

"Ada kesenjangan. Tentu berbeda-beda antara kabupaten satu dengan kabupaten lain. Kalau Manggarai Barat relatif sudah baik sebetulnya. Tapi, rata-rata NTT masih tinggi," kata Usman.

ADVERTISEMENT

Usman menjelaskan Kemenkominfo turut mengambil bagian dalam pencegahan kasus stunting di Indonesia. Kemenkominfo, dia melanjutkan, berperan untuk melakukan sosialisasi dan edukasi kepada berbagai kelompok masyarakat terkait pencegahan stunting.

"Kami melakukan diskusi, seminar, sosialisasi, dan hal-hal yang terkait bagaimana kami mengubah pikiran, pengetahuan, dan perilaku supaya mengarah ada pencegahan stunting. Kominfo dalam pencegahan stunting ada di pilar kedua, pilar komunikasi atau pilar edukasi," jelasnya.

Sosialisasi pencegahan stunting yang dilakukan Kemenkominfo juga diikuti oleh tokoh lintas agama di Labuan Bajo. Menurut dia, tokoh agama bisa memengaruhi masyarakat untuk mencegah stunting.

"Peran pemuka agama sangat penting, sebagai key opinion leader, bisa membentuk opini, bisa mengajak masyarakat sama-sama mencegah stunting," ujarnya.

Dalam kegiatan tersebut, Kemenkominfo juga menggandeng pihak swasta dan berkolaborasi mencegah stunting. Kemenkominfo mendorong tanggung jawab sosial (corporate social responsibility/CSR) pihak swasta dalam pencegahan stunting.

"Kami mendorong pihak swasta melakukan CSR terhadap masyarakat di sekitarnya, misalnya dengan menyediakan telur," tandas Usman.




(iws/iws)

Hide Ads