Jalur Pantura di Amfoang Kupang Putus, Warga Terisolasi

Jalur Pantura di Amfoang Kupang Putus, Warga Terisolasi

Yufengki Bria - detikBali
Kamis, 04 Apr 2024 21:05 WIB
RuasΒ Jalur Pantura di Desa Manubelon, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang, NTT, putus terkikis banjir Sungai Kapsali. (Dok Pemerintah Kecamatan Amfoang Barat Daya)
RuasΒ Jalur Pantura di Desa Manubelon, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang, NTT, putus terkikis banjir Sungai Kapsali. (Dok Pemerintah Kecamatan Amfoang Barat Daya)
Kupang -

Ruas jalan di Desa Manubelon, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), putus akibat terkikis banjir Sungai Kapsali. Akibatnya, warga terisolasi dan akses transportasi di jalur Pantura Amfoang, Kupang, tersebut lumpuh total.

"Kejadiannya sejak siang kemarin, Rabu (3/4/2024)," ujar Camat Amfoang Barat Daya Yonatan Natun kepada detikBali, Kamis (4/4/2024) malam.

Yonatan menjelaskan ruas jalan tersebut saat ini hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua. Sedangkan, kendaraan roda empat dan enam tidak bisa melintas dari arah Kecamatan Amfoang Timur, Amfoang Utara, Amfoang Barat Laut, maupun sebaliknya dari Kota Kupang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hanya sepeda motor dan pejalan kaki yang bisa lewat karena jalannya hanya menyisakan sekitar satu meter," jelasnya.

Yonatan mengaku sudah menyampaikan kondisi itu kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT. Ia berharap pemerintah daerah segera turun tangan untuk menangani masalah tersebut.

"Kami berharap segera ditangani sehingga ekonomi warga tidak terhambat," ungkapnya.

Sopir bus Amfoang, Isak Faot, mengaku tidak bisa melintasi jalan yang putus itu. Menurutnya, tak ada lagi jalan alternatif untuk menuju Kota Kupang dari Amfoang.

"Mau bagaimana? Itu kan satu-satunya jalan menuju ke Kupang. Kami berharap pemerintah segera atasi," kata Isak.

Ketua Gerakan Pemuda Amfoang Barat Laut (GP Ambal), Alfons Goa, mengungkapkan terputusnya ruas jalan tersebut juga mengakibatkan para mahasiswa asal Amfoang yang sedang menempuh pendidikan di Kota Kupang kesulitan mendapat kiriman beras dan uang. Menurutnya, para orang tua dari Amfoang biasanya mengakses jalan tersebut untuk mengirimkan bekal kepada anaknya yang kuliah di Kota Kupang.

"Tentunya karena jalan itu merupakan akses utama masyarakat Amfoang," kata pria berusia 22 tahun itu.




(iws/dpw)

Hide Ads