Jembatan Termanu di Desa Manubelon, Kecamatan Amfoang Barat Daya, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), nyaris ambruk. Padahal, jembatan itu baru diperbaiki pada Oktober 2023.
"Ya, saya dapat informasi kejadiannya, tadi pukul 08.00 Wita," kata Camat Amfoang Barat Daya Yonatan Natun kepada detikBali, Kamis, (14/3/2024).
Yonatan menjelaskan salah satu tiang penyangga jembatan itu miring sesuai diterjang arus sungai. "Ini akibat banjir karena hujan di sini sudah seminggu," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, kata Yonatan, akses transportasi dari Kota Kupang maupun Amfoang Utara dan Amfoang Barat Laut tidak bisa dilalui lagi. Warga yang melintas pun terpaksa mengestafet barang bawaannya.
"Warga yang melintas dengan bus dan kendaraan roda empat, pikul barang-barangnya baru bisa lewat," ungkapnya.
Dia mengaku sudah menyampaikan kejadian tersebut ke Dinas PUPR Provinsi NTT agar segera mengatasinya sehingga ada gambaran apakah mau ditutup atau masih bisa dilalui.
"Karena ditakutkan ada kendaraan yang bermuatan berat lalu paksa melintas, maka bisa memakan korban gara-gara jembatan ini," bebernya.
Selain itu, Yonatan melanjutkan, puluhan meter jalan raya di pinggir Sungai Kapsali pun sudah terikikis. Kebun beserta tanamannya terendam banjir. Menurutnya, itu karena tidak ada normalisasi sungai dan pembangunan bronjong.
"Kalau ada normalisasi, maka banjir deras apapun tetap aman. Tapi, ini kan sama sekali belum ada. Setiap tahun banjir terus mengikis, dulu masih disebut kali, tapi sekarang sudah jadi sungai," tandasnya.
Diketahui, jembatan itu sebelumnya jebol pada Oktober 2023. Jembatan tersebut merupakan jalur pantura yang menghubungkan antara empat kecamatan dan negara Timor Leste.
Amblesnya Jembatan Termanu mengakibatkan akses transportasi dari Kecamatan Amfoang Barat Daya, Amfoang Barat Laut, Amfoang Utara, dan Amfoang Timur, teriputus. Warga dari keempat kecamatan itu pun terisolasi.
(dpw/dpw)