Hutan di lereng Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai gundul karena disapu awan panas. Gunung itu berulang kali meletus dalam beberapa pekan terakhir.
Lereng gunung itu dulunya adalah hutan lebat, tempat tinggal beragam jenis spesies hewan dan tumbuhan. Hutan tersebut rusak atau gundul seketika. Yang tampak hanya bebatuan hitam.
detikBali menyusuri aliran lahar dingin melalui sepanjang garis pantai menuju Desa Nobo dan Nurabelen, Minggu siang (21/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berhenti di lokasi galian pasir, terlihat aliran lahar dingin yang makin dekat ke permukiman warga. Jaraknya diperkirakan 1 kilometer lagi memasuki permukiman.
Tampak kepulan asap masih saja membumbung naik dari tempat lava mengalir. Sementara gemuruh gunung terdengar begitu dekat dan menakutkan. Sesekali tercium bau belerang.
Warga yang menetap di pemukiman di lereng gunung-dekat dengan aliran lahar ini tengah mengecek ternak. Meski begitu, mata mereka tampak awas dan terus menatap ke atas gunung. Mereka cepat-cepat bergegas pulang ke posko pengungsian sebelum petang merembang jauh.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Flores Timur, Vinsen Keladu, belum bisa memastikan luas hutan yang terdampak akibat erupsi Gunung Lewotobi tersebut. "Kami harus sandingkan aliran lahar panas di Google Maps, sandingkan juga dengan aplikasi sebaran titik api lahar panas melalui Aplikasi SiPongi," kata Vinsen.
Petugas Pos Pemantau Gunung Lewotobi Laki-Laki, Anselmus Bobyson Lamanepa menerangkan telah terjadi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, siang tadi sekitar pukul 12.49 Wita. Tinggi kolom abu yang teramati mencapai 700 meter dari puncak gunung.
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara dan timur laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dan durasi Β± 36 detik," terangnya.
Dia mengatakan saat ini Gunung Lewotobi Laki-laki berada pada status level IV (awas). Dia mengimbau, masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 5 km dari pusat erupsi.
"Jika terjadi erupsi dan hujan abu, masyarakat dihimbau untuk tetap berada di dalam rumah, dan apabila berada di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, masker, dan kacamata," imbaunya.
(dpw/hsa)