Anggota TNI AL Hajar Warga Sampai Muntah Darah Berujung Diproses Internal

Round Up

Anggota TNI AL Hajar Warga Sampai Muntah Darah Berujung Diproses Internal

Tim detikBali - detikBali
Senin, 06 Nov 2023 06:18 WIB
Ilustrasi Penganiayaan
Ilustrasi penganiayaan. (Foto: Edi Wahyono)
Sikka - Seorang anggota Pangkalan TNI AL (Lanal) Maumere, KLS Ari Yogi Pratama, diproses secara internal setelah menganiaya dua penumpang kapal KM Dharma Rucita VII. Aksi penganiayaan tentara terhadap dua warga Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), itu terjadi pada Kamis, 2 November 2023.

Adapun dua pria yang menjadi korban adalah Taliktus Emon Mada (21) dan Gabriel Tomi Toni. Penganiayaan itu dilakukan Yogi dalam pelayaran dari Surabaya menuju Maumere.

Kedua korban babak belur dianiaya Yogi. Emon bahkan disebut sampai muntah darah.

Informasi yang dihimpun detikBali, Emon dan Tomi adalah kernet truk ekspedisi yang sedang menumpang Kapal Dharma Rucita. Emon adalah kernet truk ekspedisi yang dikendarai pamannya bernama Antonius Gregorius Rasong. Tomi yang sebaya dengan Emon adalah kernet untuk truk ekspedisi lainnya di kapal tersebut. Keduanya berteman.

Antonius menyaksikan secara langsung penganiayaan Emon dan Tomi oleh anggota Lanal Maumere di kapal tersebut. Emon dan Tomi dianiaya di kafetaria kapal. Namun penganiayaan terhadap Emon terus berlanjut hingga ke ruang medis kapal tersebut.

"Kalau Tomi hanya lebam saja di pipi kiri sama kelopak mata. Pukulan lebih banyak ke Emon," ungkap Antonius, Minggu (5/11/2023).

Kondisi lebih parah dialami Emon yang mendapat pukulan di wajah dan tulang rusuk. Emon lebam di wajah, berjalan sempoyongan hingga mengalami muntah darah. Emon awalnya dipukul di kafetaria, kemudian diseret ke ruang medis kapal. Bukannya langsung diobati, Emon malah dipukul lagi hingga muntah darah. Hidungnya juga berdarah.

"Pertama dia (darah) keluar dari hidung, pas buang ludah begitu langsung darah keluar. Mungkin karena pecah di bibirnya darah keluar dari mulut," beber Antonius. Ia berada di samping Emon saat keponakannya itu dipukul lagi oleh Yogi di ruang medis kapal.

Antonius menjelaskan penganiayaan terhadap Emon dan Tomi terjadi saat kedua pemuda itu berkelahi dengan anak buah kapal (ABK) di kafetaria. Ia tak mengetahui penyebab mereka berantem. Yogi tiba-tiba muncul dan langsung menganiaya Emon dan Tomi.

Lanal Maumere Buka Suara

Lanal Maumere membenarkan Yogi memukul Emon di atas kapal KM Dharma Rucitra VII. Dalam keterangan tertulis yang diterima detikBali, hanya nama Emon yang disebut sebagai korban pemukulan Yogi.

Pasintel Lanal Maumere Mayor Laut (P) Sentot Widodo menjelaskan pemukulan terhadap Emon terjadi saat melerai keributan Emon dan Tomi dengan markonis kapal bernama Anwar. Ia menyebut Emon dan Tomi memukul Anwar setelah mendapat teguran dari markonis kapal tersebut.

Keberadaan Yogi di atas kapal tersebut adalah perjalanan pulang untuk berdinas kembali di Lanal Maumere setelah selesai melaksanakan cuti tahunan 2023.

"Bahwa awal mula tindakan yang dilakukan oknum anggota Lanal diawali saat melerai pemukulan yang dilakukan oleh dua orang penumpang terhadap ABK kapal," jelas Widodo dalam keterangan tertulis yang diterima detikBali, Minggu (5/11/2023).

Lanal Maumere disebutkan akan menindaklanjuti laporan korban pemukulan oleh Yogi tersebut dengan memeriksanya sesuai dengan proses hukum yang berlaku.

Proses di Internal TNI AL Tetap Jalan

Kasus penganiayaan oleh seorang anggota Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Maumere terhadap dua penumpang kapal KM Dharma Rucitra VII berakhir damai. Meski berdamai, Yogi tetap diproses secara internal di Lanal Maumere.

Proses mediasi itu dihadiri Pasintel Lanal Maumere Mayor Laut (P) Sentot Widodo dan sejumlah anggota Denpomal Lanal Maumere dengan pihak korban serta keluarganya. Proses mediasi dilaksanakan di Mako Lanal Maumere, Sabtu (4/11/2023).

"Peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu yang sempat ramai dibicarakan adanya oknum prajurit Lanal Maumere melakukan pemukulan terhadap Taliktus Emon Mada dan Gabriel Tomi Toni penumpang Kapal KM Dharma Rucitra VII tujuan Surabaya-Maumere sepakat untuk berdamai pada Sabtu 4 Nopember 2023 di Mako Lanal Maumere," jelas Widodo dalam keterangan tertulis yang diterima detikBali, Minggu (5/11/2023).

Kesepakatan berdamai tersebut diambil setelah adanya penjelasan kronologi awal mula terjadinya pemukulan terhadap Emon dan Tomi. Kedua belah pihak berjanji tidak mengulangi perbuatannya.

Korban disebutkan berjanji tidak akan melakukan keributan lagi di kapal saat berlayar. Demikian juga Yogi berjanji tidak mengulangi tindakan tak terpuji yang dilakukannya terhadap Emon dan Tomi.

Kendati berdamai, proses hukum terhadap Yogi di internal TNI AL tetap berjalan. Proses itu dilakukan oleh Staf Intelijen dan Denpomal Lanal Maumere. Tujuannya agar prajurit tersebut tidak gegabah dalam bertindak yang bisa mencederai kesatuan TNI AL khususnya Lanal Maumere.

Kekerasan Berulang

Tindak kekerasan anggota Lanal Maumere terhadap warga setempat juga terjadi pada 27 Mei 2023. Seorang pemuda bernama Andreas Wiliam Sanda (21) dianiaya hingga babak belur oleh tiga anggota Lanal Maumere.

Andreas dipukul dengan popor senjata dan dipaksa telanjang bulat. Prajurit TNI AL itu juga memaksa Andreas mengolesi kemaluannya dengan balsam hingga bengkak.

Andreas juga diminta menjilat darah yang tercecer akibat pukulan popor senjata. Darah yang dijilat itu sebelumnya keluar dari mulut dan mata korban setelah kena popor senjata.

Andreas saat itu dianiaya tiga prajurit Lanal Maumere itu di rumah orangtua mantan pacarnya. Penganiayaan terhadap Andreas dipicu kondisi mantan kekasih Andreas itu telat datang bulan.


(dpw/iws)

Hide Ads