Fatin Nabila Fitri (22), adik kandung Wahyu Dian Silviani (34) dosen UIN Raden Mas Said Solo membantah jika kakaknya berkata kasar kepada tukang bangunan berinisial DF (23). Nabila justru merasa ada hal yang mencurigakan selama dua minggu menemani kakaknya di Perumahan Graha Sejahtera Tempel, Gatak, Sukoharjo.
"Saya di Solo dari 3 Agustus hingga 17 Agustus 2023. Kalau pelaku bilang kakak saya tololin dia padahal kakak saya ngecek ke rumah itu cuma datang melihat. Pas ke sana, kakak saya malah izin ke tukang itu. Suwun pak suwun," katanya bercerita seusai prosesi pemakaman di Lingkungan Pejeruk Sejahtera, Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (26/8/2023).
Nabila bercerita empat tukang yang mengerjakan renovasi rumah tersebut selalu dibelikan es dan gorengan. Dia menyebut jika DF itu sempat salah mendirikan tembok yang tidak sesuai permintaan kakaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu itu (kakak) minta dihancurin kamar di belakang karena terlalu kecil kan. Hal yang begitu-begitu, kakak saya tanya ke saya dulu "apa harus saya tegur itu tukangnya karena itu temboknya udah berdiri?" Gitu kata kakak saya," jelas Nabila.
Nabila menyebutkan Dian itu orang yang sopan. Hingga untuk menegur orang yang salah, Dian harus berdiskusi dahulu karena takut membuat orang tersinggung.
Bahkan, lanjut Nabila, selama dua minggu tinggal di rumah baru tersebut, Dian mengurungkan niat meminta DF dan tiga tukang lainnya untuk merevisi pekerjaannya.
"Terus kok bisa dia (DF) bilang kakak saya negur dia kalau kerjaannya jelek. Tolol-tololin dia. Saya saksi di sana. Dua minggu saya melihat mereka kerja. Saya nggak terima kakak saya dibilang gitu," tegas Nabila.
Sementara, ayah Dian, Prof. Moh Hasil Tamzil meminta kepolisian Sokoharjo untuk tidak puas dengan pengakuan DF. "Untuk polisi jangan puas dengan (pengakuan) tersangka ini. Siapa tau dia adalah orang suruhan," katanya.
Dugaan itu, kata Tamzil, bukan tidak mendasar. Semua pengakuan DF di hadapan kepolisian pada Jumat (25/8/2023) menurutnya tidak benar.
"Apa yang disampaikan pelaku tidak nyata. Silakan tanya ke teman-teman Dian di Solo sana. Siapa sesungguhnya si Dian ini," ujarnya.
Bahkan, saat proses penyerahan jenazah anak sulungnya itu hampir semua orang yang mengenal putrinya itu ikut kehilangan sosok Dian.
"Artinya anak saya orang baik. Tidak pernah ngomong kotor dan kasar. Dia orang yang sangat bekerja sama. Itu pesan saya dari testimoni dari teman-teman di Solo," pungkas Tamzil.
(nor/iws)