Viral video seekor komodo berkeliaran di Jalan Labuan Bajo-Golomori di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Jalan yang menghubungkan Labuan Bajo dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Golomori itu diresmikan Presiden Joko Widodo pada Maret 2023.
Komodo yang berukuran sedang itu berjalan di sisi jalan, tepatnya di bagian tebing yang sudah terlindungi dari potensi longsor (proteksi tebing geomat). Ada vegetasi alami warna hijau dengan media tumbuh berupa jaring geomat pada tebing itu. Komodo terlihat berjalan naik hingga ke puncak tebing.
Kepala Desa Golomori Samaila mengatakan lokasi komodo yang ada di video tersebut berada di antara Dusun Soknar dan Lenteng di ruas jalan Labuan Bajo-Golomori. Ia menjelaskan keberadaan komodo di sana sudah ada sejak lama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komodo itu biasa berada di kawasan pesisir Golomori, dan sesekali naik hingga ke jalan Labuan Bajo-Golomori. "Komodo memang ada di pesisir Golomori," kata Samaila mengonfirmasi video komodo tersebut, Sabtu (5/8/2023).
Kawasan pesisir Golomori tak jauh dari Pulau Rinca, salah satu habitat komodo di Taman Nasional Komodo. Daerah tersebut dipisahkan oleh Selat Molo Mori, yang terkenal dengan arus yang deras. Ada yang menyebut komodo di sana berasal dari Pulau Rinca, tapi Samaila menepisnya.
"Bukan dari Rinca, setahu kami komodonya memang asli Golomori. Sejak saya kecil bahkan diceritakan oleh orang tua memang komodonya memang ada dari dulu," ujar Samaila.
Menurut dia, komodo di Golomori tidak seagresif komodo di Taman Nasional Komodo. Komodo di Golomori belum pernah menyerang manusia. Namun, ia minta tetap waspada.
"Komodo yang di sekitar pasir Golomori tak seagresif komodo yg di Taman Nasional Komodo. Komodo di sini kalau lihat orang, komodonya lari. Tapi kami tetap waspada," kata Samaila.
Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) NTT belum memberikan penjelasan tentang keberadaan komodo yang berkeliaran di ruas jalan Labuan Bajo-Golomori tersebut. Staf BKSDA NTT Dewi Indriasari meminta menunggu penjelasan resmi dari Kepala BKSDA NTT Arief Mahmud.
"Kami masih menyiapkan laporan ke Menteri LHK terlebih dulu. Akan kami hubungi kembali jika sudah tuntas, ya," ujar Dewi.
(hsa/hsa)