Sejumlah peristiwa di Nusa Tenggara Barat (NTB) menarik perhatian pembaca detikBali dalam sepekan terakhir. Salah satunya terkait mahasiswi Universitas Mataram (Unram) berinisial NWAP yang viral lantaran menyebut tidak ada perempuan cantik di Desa Kayangan. Hal itu membuat NWAP dipulangkan dan melanjutkan kuliah kerja nyata (KKN) dari rumah.
Berikutnya, Pemerintah Kabupaten Lombok Utara (KLU) bakal mengganti angkutan cidomo (sejenis dokar) di kawasan wisata Gili Trawangan dengan kendaraan listrik. Langkah tersebut dilakukan setelah sejumlah wisatawan asing mengeluhkan keberadaan cidomo.
Ada pula seputar Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Hermam Mahaputra alias Dokter Jack yang dituding melakukan pelecehan seksual terhadap salah seorang dokter spesialis berinisial UI. Simak ulasannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Viral Mahasiswi KKN Unram Ledek Warga Desa Kayangan
![]() |
NWAP menjadi perbincangan saat sedang mengikuti KKN di Desa Kayangan, Lombok Utara, NTB. Musababnya, mahasiswi Unram itu menyebut tidak ada penduduk desa setempat yang cantik sehingga ialah yang menjadi kembang desa.
"Kami bikin mi. Belum ada jadi mi kami, ditelepon sama pak piiiip... Hei adik-adik jam 02.00 (siang) ke rumah saya ya. Padahal, acaranya setengah 4. Biar kenapa? Susah ya jadi kembang desa di sini. Anak Kayangan nggak ada cantik-cantik. Kami kembang desa jadinya," ujar NWAP dalam video tersebut.
Akibat candaannya itu, NWAP pun disarankan untuk tidak melanjutkan KKN di Desa Kayangan. Koordinator Kerja Sama KKN Unram Misbahuddin menjelaskan NWAP melanjutkan KKN dari rumahnya demi keamanan mahasiswi tersebut. "Kami putuskan tidak mengembalikan NWAP ke Desa Kayangan," tutur Misbah, sapaan Misbahuddin, Rabu (26/7/2023).
"Demi menghindari bertemu dengan warga, khawatir ada yang bereaksi," imbuhnya.
Misbah menerangkan NWAP bertugas membantu sembilan rekannya yang KKN di Desa Kayangan dengan membuat laporan program kerja selama 25 hari di desa tersebut. Unram memiliki 150 kelompok KKN di Pulau Lombok dan Sumbawa yang akan rampung pada 12 Agustus 2023.
Menurut Misbah, masalah antara mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unram dengan warga Desa Kayangan sudah selesai. Apalagi, mahasiswi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis tersebut sudah meminta maaf.
"Ya namanya generasi sekarang ini kan kadang-kadang tidak mikir (membuat konten) akibat dan dampaknya," kata Misbah.
Sekretaris Desa Kayangan Mahti menerangkan NWAP hanya bercanda saat menyebut tidak ada perempuan cantik di desa tersebut. Video yang diunggah NWAP di Instagram pada Minggu (23/7/2023) itu kemudian viral dan membuat penduduk tersinggung.
"Memang banyak warga tersinggung sampai ke desa lain, tapi itu hanya sekedar iseng semata, bercanda dan tidak ada niat untuk menjelekkan warga desa kami," ujar Mahti, Senin lalu.
2. Cidomo di Gili Trawangan Akan Diganti Mobil Listrik
Pemerintah Kabupaten Lombok Utara (KLU) bakal mengganti angkutan cidomo (sejenis dokar) di kawasan wisata Gili Trawangan dengan kendaraan listrik. Kendaraan listrik yang akan digunakan adalah mobil listrik sebagaimana yang lazim ditemukan di lapangan golf.
Bupati KLU Djohan Sjamsu menyebut penggunaan cidomo yang menggunakan tenaga kuda sebagai alat transportasi di Gili Trawangan kerap diprotes oleh wisatawan mancanegara karena dinilai menyiksa binatang. "Ya itu memang yang kami inginkan, yakni mengganti cidomo dengan mobil listrik seperti yang dipakai di lapangan golf. Kan tidak terjadi polusi apa-apa. Kami memang takut karena orang barat tidak senang dengan cidomo. Itu dianggap menyiksa binatang," ungkap Djohan, Kamis (27/7/2023).
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menjelaskan penggantian alat transportasi cidomo dengan mobil listrik dipastikan tidak akan menghilangkan mata pencaharian masyarakat di Gili Trawangan. Sebab, masyarakat yang punya cidomo saat ini akan diprioritaskan mendapatkan mobil golf atau buggy yang dapat digunakan mengangkut wisatawan di pulau kecil tanpa polusi tersebut.
Selain mengganti cidomo dengan buggy listrik, Djohan mengatakan Pemda Lombok Utara juga akan membatasi jumlah sepeda listrik di Gili Trawangan. Dinas Perhubungan Lombok Utara sudah melakukan razia sepeda listrik di Gili Trawangan sejak beberapa bulan lalu.
Djohan juga akan melarang pengusaha perhotelan mengoperasikan sepeda listrik. Usaha penyewaan sepeda listrik hanya boleh dilakukan masyarakat Gili Trawangan.
"Ya kalau jumlah sepeda listrik pasti kami batasi. Ini kan upaya masyarakat kita juga punya usaha. Itu maksudnya. Ingin kami hidupkan masyarakat lokal supaya mereka yang punya sepeda listrik. Kami ingin ke sana arahnya," pungkas bupati KLU dua periode itu.
Sebagai informasi, cidomo telah menjadi alat transportasi utama di Gili Trawangan. Jumlah cidomo yang dioperasikan di Gili Trawangan sebanyak 32 buah yang terbagi dalam beberapa sif.
Kemudian, disiapkan 15 cidomo cadangan untuk mengantisipasi momen-momen Gili dipadati wisatawan. Cidomo biasa dipakai wisatawan untuk berkeliling Gili Trawangan. Tarifnya antara Rp 75 ribu hingga Rp 100 ribu sekali jalan.
3. Dirut RSUD NTB Diduga Lecehkan Dokter Perempuan
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Hermam Mahaputra alias Dokter Jack diduga melakukan pelecehan seksual terhadap salah seorang dokter spesialis berinisial UI. Kini, UI telah diberhentikan dari tugasnya di RSUD NTB.
Dugaan pelecehan seksual tersebut terjadi pada 2021 silam. Ketika itu, UI bertugas sebagai dokter spesialis paruh waktu atas hasil kerjasama dengan salah satu universitas negeri di Mataram. Awal mula dugaan pelecehan terjadi saat UI hendak menyampaikan laporan ke ruangan Dokter Jack.
"Di sinilah asal muasal kisah itu dimulai. Ketika klien saya menemui direktur, klien saya ditanya soal yang bersifat pribadi seperti apakah sudah berkeluarga dan hobi. Padahal itu pertanyaan yang nggak perlu ditanyakan," kata Sapto Dewi selaku kuasa hukum UI di Mataram, Minggu (23/7/2023) sore.
Menurut Dewi, Jack sering mengajak kliennya yang masih lajang itu untuk keluar bersama di luar jam kerja. Suatu hari, UI menyanggupi permintaan Jack untuk keluar bareng naik mobil seusai berbuka puasa pada 2021.
"Awalnya klien saya menolak diajak berbuat yang diduga 'aneh-aneh' di mobil yang dikendarainya. Di situlah diduga dimulainya niat yang tidak benar itu. Jadi ada hal-hal yang diduga tidak pantas yang terjadi saat itu. Tapi klien saya menolaknya," imbuh Dewi.
Dewi menyebut kabar kedekatan UI dengan Dokter Jack menjadi pembicaraan hangat di kalangan pegawai RSUD NTB. Lantaran luluh, UI sempat menemui istri Dokter Jack dan meminta izin untuk menjadi istri kedua. "Namun istrinya menolak. Dan saat itu klien saya dimarah habis-habisan. Sejak saat itu, klien saya tidak pernah dihubungi lagi dan nomor klien saya pun diblokir," tuturnya.
Puncaknya, kata Dewi, UI diberhentikan secara hormat dari tugasnya pada 4 Juli 2023. Ia menilai keputusan tersebut sebagai kesewenang-wenangan. "Dia kan janji mau menikahi. Tetapi ketika sudah ramai dibicarakan di lingkungan kerjanya, bukannya dinikahi, dia malah diberhentikan dari jabatannya," sambungnya.
Atas kejadian itu, UI melayangkan surat somasi kepada pimpinan RSUD NTB. Lantaran dua kali somasi tidak ditanggapi, UI akhirnya menempuh upaya hukum dengan menggugat SK pemberhentian tersebut ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) setempat. Selain menggugat ke PTUN, Dewi juga berencana melaporkan Jack ke Ditreskrimum Polda NTB.
Sementara itu, Direktur RSUD NTB Lalu Herman Mahaputra alias Dokter Jack membantah tuduhan yang dialamatkan UI terhadap dirinya. Jack menyebut pemberhentian terhadap UI sudah mengikuti prosedur dan mekanisme yang ada. Ia juga menampik tudingan pemberhentian tersebut sebagai upaya dirinya untuk menghindari UI.
Jack menjelaskan dirinya sudah berkeluarga dan tidak berpikir untuk menikah lagi. Ia menyebut hubungan dirinya dengan UI adalah hubungan secara profesional. "Saya kan sudah punya istri. Nggaklah, saya juga punya keluarga. Nikahin apa? Saya juga punya keluarga," imbuhnya.
Jack mempersilakan UI untuk melayangkan gugat SK pemberhentian itu ke PTUN. Ia pun tak keberatan jika tudingan tersebut dilaporkan ke Polda NTB. "Silahkan saja. Nggak masalah. Saya siapkan pengacara," pungkasnya.
(iws/iws)