851 Ekor Anjing Divaksin Rabies, Buntut Balita Tewas?

Kupang

851 Ekor Anjing Divaksin Rabies, Buntut Balita Tewas?

Yufen Ernesto - detikBali
Selasa, 16 Mei 2023 16:45 WIB
Petugas Distan Buleleng saat melakukan vaksinasi dan eleminasi terukur dan tertarget, terhadap anjing liar di Desa Busungbiu, Jumat (3/6/2022).
851 ekor anjing di Kabupaten Sikka, NTT, disuntuk vaksin rabies. Pemerintah setempat pun mengimbau pemilik anjing memvaksin peliharaan mereka. (Dok. Istimewa).
Kupang -

Sebanyak 851 ekor anjing di Kecamatan Kangae dan Alok Timur, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) disuntik vaksin rabies dari Dinas Pertanian (Distan) setempat. Jika tidak ada aral melintang, penyuntikan vaksin rabies akan dilakukan berkelanjutan tiap tiga bulan untuk hewan pembawa rabies (HPR).

"Sebenarnya (target) 1.000 ekor anjing. Cuma banyak pemilik anjing yang tidak mau untuk divaksin karena beralasan hewannya sedang bunting dan mau disembelih," ungkap Kepala Distan Sikka Yohanes Emil Satriawan saat dikonfirmasi detikBali, Selasa (16/5/2023).

Saat ini, sejumlah pemerintah kecamatan di Sikka sudah mengeluarkan imbauan terhadap pemilik anjing agar peliharaan mereka dikandangkan. Apabila tidak dikandangkan, maka dianggap anjing liar dan akan dieliminasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau tidak dikandangkan akan dieliminasi karena urusan eliminasi itu sudah masuk di ranah camat sebagai pemegang kebijakan dan kami hanya bertugas melakukan vaksinasi," terang Yohanes.

Distan Sikka, sambung dia, sudah mendapatkan bantuan vaksin rabies dari Direktorat Kementerian Kesehatan sebanyak 2.520 dosis.

"Sehingga sekarang ini kami sedang melaksanakan kegiatan vaksinasi yang dimulai sejak Jumat (12/5/2023)," bebernya.

Ia mengeklaim telah berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Hewan Indonesia cabang NTT untuk meminta bantuan vaksinasi rabies. Ia berharap secepatnya bisa terjawab agar dapat melanjutkan program vaksinasi secara menyeluruh.

"Sudah bersurat untuk mohon bantuan vaksinasi semoga secepatnya bisa terjawab, sehingga programnya secara menyeluruh ke setiap kecamatan," jelasnya.

Menurut dia, sejak 2021 sudah ada penyuluhan kepada masyarakat terkait bahaya dari penyakit rabies, namun masyarakat dinilai masih apatis. Sehingga, kesadaran untuk memvaksin anjing sangat minim.

"Sejak 2021, kami sudah ulang-ulang lakukan sosialisasi bahwa sudah ada korban jiwa malah mereka jawab bilang kami punya anjing sudah ada sejak nenek moyang, tapi aman-aman saja," keluhnya.

Belum lama ini, bocah berusia 4 tahun 11 bulan tewas setelah digigit anjing rabies. Ia digigit anjing di bagian wajahnya. Balita itu tewas pukul 13.50 Wita, Selasa (8/5/2023). "Kejadiannya sudah sejak 24 April," tutur Kepala Bidang Peternakan NTT Melky Angsar, Kamis (11/5/2023).




(BIR/efr)

Hide Ads