Mahasiswa Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) Ihsan Alwan Maulana (23) yang menjadi korban perang senjata antara tentara Sudan dan Paramiliter Rappid Support Forces (RSF) di Khartoum, Sudan, berbagi cerita, Senin (1/5/2023).
Ihsan bercerita tentang situasi perang di Sudan setelah tiba di Bandara Internasional Lombok, Senin. Saat tiba, Ihsan pun mendapatkan pelukan hangat dari ibunya, Vera Ulfaturrahmah.
Ihsan bercerita bahwa baku tembak di Kota Khartoum itu berlangsung selama sepekan. Namun, suasana mencekam terjadi setelah Idul Fitri, Sabtu (22/4/2023) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Situasi di sana mencekam. Tapi, Alhamdulillah di sana ada beberapa organisasi yang menyediakan makanan. Dan dari sana kami bisa menyelamatkan diri. Terus ada pemberian stok makanan selama perang," kata mahasiswa jurusan Ilmu Tafsir Qur'an ini.
Menurut Ihsan, beberapa gedung di Kota Khartoum yang menjadi pusat perang, hancur. Bangunan-bangunan tersebut hancur karena menjadi sasaran misil kedua militer.
"Artinya (Nadier) sudah ada pengalaman lah jadi korban (perang, red) alasannya," kata mahasiswa program doktoral asal Pasuruan, Jawa Timur, itu.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 42 warga NTB yang menjadi korban perang antara tentara Sudan dengan Paramiliter RSF akan dipulangkan. Sekretaris Daerah NTB Lalu Gita Ariadi mengatakan 42 warga NTB itu akan dipulangkan secara bertahap mulai Senin (1/5/2023) hingga Rabu (3/5/2023) besok.
Pada hari ini ada dua kloter warga NTB yang tiba di Bandara Internasional Lombok. "Kloter pertama empat orang dan nanti kloter kedua pukul 15.00 Wita 19 orang," katanya di Bandara Internasional Lombok, Senin (1/5/2023).
(efr/hsa)