Wilayah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), kembali diterjang banjir bandang. Kali ini, enam desa dari tiga kecamatan di Bima tergenang luapan banjir bandang. Keenam desa tersebut, yakni Desa Karumbu, Desa Waworada di Kecamatan Langgudu, Desa Simpasai di Kecamatan Monta, dan Desa Nisa, Desa Naru, serta Desa Penapali di Kecamatan Woja.
"Penyebab banjir rata-rata akibat luapan air sungai yang sebelumnya diguyur hujan lebat berjam-jam. Sehingga mengarah ke pemukiman warga," kata Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Bima Nurul Huda saat dikonfirmasi detikBali, Senin (3/2/2023).
Ia menjelaskan banjir yang terjadi sejak Minggu (2/4/2023) itu merendam setidaknya 100 rumah di Desa Karumbu. Adapun ketinggian air mencapai 50 sentimeter. Selain itu, banjir juga merendam puluhan hektare padi di areal persawahan warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau di Desa Waworada Kecamatan Langgudu , banjir merobohkan dan memutuskan jembatan seperti yang sudah kami sampaikan kemarin," tuturnya.
Sementara di Kecamatan Monta tepatnya di Desa Simpasai, banjir bandang setinggi satu meter merendam sedikitnya 14 rumah warga. Informasi terkini, banjir di desa tersebut telah surut.
"Sungai di Desa Simpasai tidak bisa menampung sehingga masuk ke areal permukiman di RT 06 dan RT 08 sebanyak 14 KK (kepala keluarga) terdampak," ujarnya.
Nurul Huda mengatakan wilayah terparah akibat banjir berada di Desa Nisa, Kecamatan Woha. Sebanyak 812 kepala keluarga atau sekitar 2.817 jiwa di daerah tersebut terdampak. Sementara itu, sebanyak 240 KK di Desa Naru dan 150 KK di Desa Penapali juga turut terdampak.
Baca juga: 5 Rumah di Bima Rusak Akibat Puting Beliung |
Selain rumah dan lahan pertanian, air setinggi 60 sentimeter juga menggenangi Sekolah Dasar 3 Tente yang berlokasi di Desa Naru. Sekolah tersebut hingga hari ini masih tergenang.
"Kondisi di Kecamatan Woha telah normal, namun ada berapa peralatan masak-memasak yang rusak sehingga mengganggu pemenuhan kebutuhan dasar," tandasnya.
(iws/gsp)