2 Bulan Gaji Pelatda Tak Dibayar, 7 Atlet NTB Latihan Mandiri

Mataram

2 Bulan Gaji Pelatda Tak Dibayar, 7 Atlet NTB Latihan Mandiri

Ahmad Viqi - detikBali
Senin, 13 Mar 2023 16:10 WIB
Tujuh atlet protes tak mendapatkan gaji Pelatda selama dua bulan di GOR 17 Desember, Senin (13/3/2023).
Foto: Tujuh atlet protes tak mendapatkan gaji Pelatda selama dua bulan di GOR 17 Desember, Senin (13/3/2023). Foto: Ahmad Viqi/detikBali
Mataram -

Tujuh atlet yang ikut dalam persiapan pra pekan olahraga nasional (pra-PON) 2023 menagih gaji pemusatan latihan daerah (Pelatda) ke Pemerintah Provinsi NTB. Mereka belum mendapatkan gaji Pelatda selama dua bulan sebagai kualifikasi lolos PON ke 21 di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara 2024 nanti.

Ketujuh atlet tersebut berasal dari lima cabang olahraga yaitu tinju, atletik, panjat tebing, dan kempo. Salah satu atlet kempo Rini Kurniati mengatakan sudah dua bulan sejak Januari 2023 tak kunjung dibayarkan. Maka dari itu semua atlet melakukan latihan secara mandiri karena ditinggal pelatih.

"Kami minta gaji Pelatda untuk kejuaran pra-PON ini diperhatikan oleh Gubernur NTB. Ayo bantu kami agar bisa fokus Pelatda. Karena kami ditargetkan meraih 20 emas di PON Aceh 2024," kata Rini, ditemui di Gor 17 Desember Kota Mataram, Senin (13/3/2023) siang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rini mengatakan 46 atlit dari 25 cabor juga mengeluhkan tunggakan gaji Pelatda. Adapun persiapan pra-PON mulai digelar pada Mei 2023 hingga September 2023. "Bulan ini kami masuk Pelatda. Kami sudah latihan dari 2022 tapi terputus hari ini karena pelatih juga kabur. Bagaimana kan gaji kami dan gaji pelatih tidak dibayar," katanya.

Selama ini proses pelatihan khusus di cabor Kempo sudah tidak maksimal. Bahkan semua atlet yang meraih emas pada PON ke-20 di Papua 2021 lalu melakukan latihan mandiri di Gedung Olahraga (GOR) 17 Desember, Kota Mataram.

"Bagaimana kan. Pelatih sudah tidak ada. Bulan ini kami harapkan ada kembali untuk latih kebugaran atlet jelang pra-PON. Kondisi kami sudah tidak karuan. Kami juga beli nasi pakai uang pribadi. Dulu nasinya disediakan tapi sekarang sudah tidak ada," ujarnya.

Hal serupa juga dirasakan atlet atletik 3.000 meter halang rintang Dian Ekayanti. Atlet asal Kabupaten Sumbawa yang meraih medali emas di PON Papua tahun 2021 lalu itu mengaku sudah menjalani Pelatda mulai Juli 2022.

Pada pertengahan tahun hingga akhir 2022, gaji Pelatda untuk program khusus persiapan pra-PON Mei 2023 nanti tidak pernah nunggak. Namun memasuki Januari 2023 gaji Pelatda sebesar Rp 2.250.000 untuk persiapan pra-PON tidak dibayar.

"Pelatih kami sudah tidak ada. Kami latihan sendiri. Kami berharap Pelatda ini dilanjutkan. Karena kondisi fisik atlet lagi turun karena tidak latihan teratur. Bagaimana mau lolos kualifikasi PON 2024 kalau begini kondisinya," kata Dian. Bahkan, sebut Dian, pemerintah tidak tanggung-tangunng menarget 20 medali emas pada PON ke-21 di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara 2024 nanti.

"Bagaimana mau mencapai target latihan maksimal. Kami terganggu. Mana makanan dan vitamin kami tidak dikasih. Ini sulit untuk lolos PON," ujarnya. Dia berharap agar pemerintah memberikan perhatian kepada semua atlet yang melaksanakan Pelatda.

Menanggapi hal itu, Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengaku selama ini menerima informasi terkait atlet yang ikut Pelatda untuk persiapan pra-PON 2023 baik-baik saja. Zul mengaku bahwa soal tunggakan gaji atlet itu akan coba dikroscek. "Saya cek dulu ya," kata Zul.

Bang Zul, sapaannya, akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait. "Ya nanti saya ngomong ke Ketua KONI NTB. Karena dia bilang selama ini baik-baik," kata Zul.

Ada pun daftar Atlet yang belum mendapatkan gaji Pelatda ikut persiapan pra-PON 2023 antara lain: Ade Irma Suryani atlet Panjat Tebing, Rini Kurniati Atlet Kempo, I Dewa Ayu Gita Ariyanti Atlet Tolak Peluru, Andrian Atlet Atletik 400 meter gawang, Sinta Agustini Tinju dan Ainun Azizah Atlet Tinju.




(efr/iws)

Hide Ads