Sebanyak 256 ekor babi ternak di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) mati karena serangan penyakit demam babi Afrika atau African swine Fever (ASF). Angka kematian itu dirangkum oleh Dinas Peternakan NTT hingga Kamis (26/1/2023).
Data itu juga mengungkap penyakit ASF sudah menyebar di delapan kabupaten/kota. "Kematian ternak babi akibat ASF bertambah menjadi 256 ekor," ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan NTT Melky Angsar kepada detikBali, Sabtu (28/1/2023).
Secara rinci, ia menyebut wabah demam babi Afrika terlihat di Kota Kupang yang menyerang 39 ekor, Kabupaten Kupang 75 ekor babi, dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) tiga ekor babi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, Kabupaten Sumba Barat Daya 22 ekor babi, Kabupaten Sumba Barat satu ekor babi, Kabupaten Ende 41 ekor babi, Kabupaten Sikka 42 ekor babi, dan Kabupaten Flores Timur 33 ekor babi.
"Kabupaten TTU baru dilaporkan ada wabah ASF. Sebelumya hanya tujuh kabupaten/kota saja," terang Melky.
Baca juga: 253 Babi di NTT Mati karena ASF! |
Sebelumnya, dikabarkan sebanyak 253 ternak babi di NTT mati mendadak akibat ASF. Babi-babi yang mati itu tersebar di tujuh kota/kabupaten.
"Dinas Peternakan Nusa Tenggara Timur (NTT) menyiapkan 39.200 liter disinfektan untuk mencegah penyebaran penyakit demam babi Afrika. Namun, ongkos kirim pendistribusian disinfektan itu ditanggung oleh pemerintah kabupaten/kota masing-masing," ungkap Melky.
(BIR/irb)