PMI Asal NTB Hilang Kontak Sejak 2010 saat Bekerja di Arab Saudi

PMI Asal NTB Hilang Kontak Sejak 2010 saat Bekerja di Arab Saudi

Ahmad Viqi - detikBali
Minggu, 08 Mei 2022 12:25 WIB
PMI Asal Mataram, Ismawati (25) hilang kontak di Arab Saudi.
PMI Asal Mataram, Ismawati (25) hilang kontak di Arab Saudi. (Foto: ist)
Mataram -

Pekerja Migram Indonesia (PMI) asal Lingkungan Kebon Talo Jaya Kelurahan Ampenan Utara, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), atas nama Ismawati (25) hilang kontak saat bekerja di Arab Saudi.

Menurut orang tua Ismawati, Mahsan (50), saat dihubungi detikBali melalui sambungan telepon di Mataram menceritakan awal keberangkatan Isma pada tahun 2010 lalu.

Mahsan mengaku, Isma berangkat selepas lulus bangku SMP menuju Arab Saudi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahsan mengaku terakhir berkomunikasi dengan Isma, sapaannya, melalui sambungan telepon, sekitar dua bulan setelah keberangkatannya atau sekitar bulan Juli tahun 2010 silam.

"Dia hilang kabar setelah itu. Awalnya Isma nelpon menggunakan nomor majikannya di Arab Saudi. Tapi setelah itu tidak ada kabar lagi," kata Mahsan, Minggu (8/5/2022).

Mahsan juga menerangkan, Isma tidak pernah lagi ada kabar setelah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di dekat Kota Makkah.

Nahasnya lagi, Isma dikabarkan tidak pernah mengirimkan uang untuk keluarganya sepeserpun sejak keberangkatan tahun 2010 lalu.

"Setelah nelpon itu hilang kabar. Boro-boro kirim uang, kirim kabar aja ke saya tidak pernah. Kami di Mataram sangat khawatir," ujarnya.

Mahsan juga telah memastikan bahwa anaknya yang masih gadis itu tidak mengirim uang ke orang lain.

Pasalnya Isma dikenal orang yang pendiam sebelum berangkat ke Arab Saudi.

"Dia belum menikah. Jadi mau kirim uang kemana kalau tidak ke saya sebagai orang tua," kata Mahsan.

Usut punya usut, ternyata selama ini ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) pada keluarga Hasim Abdul Aziz Umar Al - Harbie di kota Taif Arab Saudi. Data itu didapat Mahsan setelah berkoodinasi dengan Lembaga Himpunan Buruh Migran Indonesia (HIBMI) NTB di Kota Mataram.

Menurut Mahsan, Isma pun kabarnya dilarang berkomunikasi dengan keluarganya di Mataram.

"Dua tahun kontrak pertama finish, saya langung mengadukan masalah anak saya ke Balai Pelayanan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Mataram tahun 2013, bahkan beberapa waktu lalu, saya laporkan kembali, hasilnya tetap nihil," kata Mahsan.

Mahsan kini berharap agar anaknya segera dipulangkan dari Arab Saudi. Dia juga mengaku rela anaknya tidak digaji asal selamat sampai Mataram.

"Saya pengen anak saya pulang. Sudah 12 tahun ini tidak ada kabar," keluhnya.

Ketua HIBMI Pusat wilayah NTB Moh Sirojudin kepada detikBali menjelaskan sesuai aduan orang tuanya, Ismawati berangkat menjadi butuh migran Indonesia ke Arab Saudi sekitar 2010 melalui perusahaan jasa tenaga kerja (PJTKI) PT . Sabrina Pramitha dengan nomer pasport AP. 019472.

Dari hasil penelusurannya, pengguna jasa Isma ialah keluarga dari Asin Abdullah Aziz Umar Al Harbie di Kota Taif, denngan nomor telepon +0555712566, agency Al Mashoury.

"Kasus Isma ini kami sudah ajukan lima tahun lalu ke Kepala BP3TKI Mataram. Tapi tidak direspons," kata Sirojudin.

Sirojudin berharap, kasus yang dialami Isma di Arab Saudi bisa segera direspons pemerintah NTB.

Pasalnya, keluarga Isma mengaku belum mengetahui secara pasti kondisi Isma hingga Mei 2022 ini.

"Kami minta pemerintah segera fokus selesaikan masalah ini," pungkas Sirojudin.




(kws/kws)

Hide Ads