Ketua Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Lombok Barat, TGH Subeki Sasaki meminta ketegangan antar kelompok Pemuda di Desa Mareje bisa berdamai.
TGH Sasaki mengatakan bahwa ketegangan antar kelompok pemuda di Desa Mareje itu dipicu oleh kesalahpahaman karena petasan atau mercon pada malam Takbiran Minggu (1/5/2022) kemarin.
"Ini terjadi karena salah paham antar pemuda akibat mercon jadi bukan karena persoalan lain," ujarnya, Rabu (4/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
TGH Sasaki meminta agar semua pihak menahan diri dan tidak cepat terpancing oleh isu-isu yang menyesatkan.
Dalam kesempatan tersebut ia juga meminta agar kasus ketegangan antar pemuda ini tidak dikaitkan dengan persoalan SARA.
"Hal ini sangat senisitif dan dapat mengganggu kerukunan antar umat," kata Sasaki.
Selama ini di Desa Mareje memiliki semangat toleransi dan kerukunan antar umat yang kuat. Karena itu, dia meminta agar ketegangan antar pemuda ini tidak dikaitkan dengan persoalan SARA.
"Jadi ini ketegangan antar kelompok pemuda, jangan dikaitkan dengan persoalan lain," ujarnya.
Ia juga mengaku agar semua pihak dapat berpikir jernih dan tidak cepat terpancing oleh isu-isu yang menyesatkan.
Menurutnya, masyarakat NTB khususnya Lombok Barat memiliki jiwa kebersamaan dan toleransi yang kuat sehingga dapat menahan diri oleh isu menyesatkan yang ingin mengadu domba.
"Kita tahu masyarakat Desa Mareje memiliki semangat toleransi antar umat yang kuat selama ini," katanya.
Dia meminta dan meyakini bahwa masyarakat tidak cepat terpancing oleh isu-isu menyesatkan yang mengakibatkan pertengkaran.
Masyarakat Mareje itu kata Sasaki merupakan satu rumpun dan memiliki akar toleransi yang kuat.
"Saya minta masyarakat untuk tidak cepat terpancing oleh isu yang ingin mengadu domba masyarakat," pungkasnya.(*)
(dpra/dpra)