Kepolisian Daerah (Polda) NTB melalui Polres Lombok Barat, melakukan mediasi terhadap dua kelompok warga yang terlibat pertikaian hingga berujung pembakaran rumah di Desa Mareja, Lombok Barat.
"Kami dari aparat Kepolisian sejak kemarin sudah melakukan langkah pengamanan dan upaya mediasi antar kedua belah pihak," kata Kabid Humas Polda NTB Kombes Artanto dalam keterangannya Rabu (4/5/2022).
Artanto mengatakan, upaya mediasi dipimpin oleh pihak Polres Lombok Barat, tokoh agama, Kepala Desa Mareje dan stafnya serta perwakilan dari kedua belah pihak yakni Dusun Ganjar dan Dusun Bangket Lauk.
"Kami masih melakukan upaya terbaik terkait masalah ini, untuk dilakukan secara musyawarah," jelas Artanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artanto menjelaskan kronologis kejadian pertikaian kedua kelompok masyarakat. Awalnya, kejadian tersebut bermula saat digelarnya pawai malam takbiran di Desa Mareja, Lombok Barat Minggu (1/5) malam.
Saat itu, ketika iring-iringan pawai yang diikuti oleh beberapa pemuda dari Dusun Bangket Lauk meledakkan petasan di depan kandang sapi milik Rahim alias Amaq Runa di Dusun Ganjar.
Hal tersebut membuat Rahim alias Amaq Runa menegur para pemuda itu, berlangsung alot hingga akhirnya terjadi keributan.
Beruntung, kejadian itu dapat dilerai dan diselesaikan secara kekeluargaan oleh Personil TNI-Polri dan Aparatur Desa yang saat itu melakukan pengamanan pawai malam takbiran sehingga kegiatan pawai tersebut dapat terlaksana kembali.
Setelah kejadian tersebut, pada Senin (2/5) atau setelah melaksanakan sholat idul Fitri, kedua belah pihak di mediasi dan saling menyatakan permohonan maaf.
Namun pada Selasa (03/05) sekitar pukul 10.00 WITA, warga dari Dusun Ganjar Desa Mareje hendak melakukan kegiatan pesta dan melintasi di Dusun Bangket Lauk akan tetapi ada beberapa orang dari warga Dusun Ganjar bertemu dengan warga Dusun Bangket Lauk disana sehingga terjadi keributan kembali.
"Namun keributan tersebut berhasil diredam kembali oleh pihak kepolisian yang datang menenangkan warga," tutur Artanto.
Lebih Artanto menjelaskan, situasi sempat kondusif namun kembali terprovokasi pada malam hari dengan terjadinya aksi pembakaran 6 unit rumah di kantor sekretariat Lembaga Pembinaan Keagamaan.
Dari kejadian tersebut Polri menerjunkan pasukan Brimob, Dalmas dan Sabhara serta fungsi Kepolisian lainnya guna menenangkan keadaan.
"Akibat dari aksi tersebut, 7 Warga Dusun Ganjar Mengungsi ke Polda NTB dan 16 lainnya ke Polres Lombok Barat dan saat ini dilakukan pelayanan psiko sosial oleh Biro SDM Polda NTB," jelas Artanto.
Dari kejadian tersebut diatas pihak kepolisian meminta masyarakat untuk tenang dan tidak terprovokasi dan melakukan aksi saling balas. Polda NTB serius untuk menangani permasalahan ini.
"Kami meminta masyarakat untuk tenang dan tidak terpancing oleh informasi yang belum jelas kebenarannya dan Polda NTB serius menangani permasalahan ini" harapnya.
(dpra/dpra)