Merasakan Nikmatnya Megibung Nasi Lawar di Warung Bhineka Muda Sanur

Merasakan Nikmatnya Megibung Nasi Lawar di Warung Bhineka Muda Sanur

Poetri - detikBali
Sabtu, 14 Mei 2022 09:09 WIB
Menu paket megibung yang dihadirkan oleh salah satu warung di Sanur, yakni Warung Bhineka Muda Sanur
Menu paket megibung yang dihadirkan oleh salah satu warung di Sanur, yakni Warung Bhineka Muda Sanur. (Foto: Poetri/detikBali)
Denpasar -

Salah satu budaya dari Bali, yakni Megibung atau menikmati satu sajian makanan secara bersama-sama dalam satu wadah mungkin kini telah jarang ditemui.

Tradisi yang berasal dari Karangasem, Bali, ini kaya akan pesan moralnya. Yakni, bagaimana sekolompok orang dapat saling berbagi meski makanan yang tersedia hanya ada dalam satu wadah.

Inilah yang ingin ditampilkan kembali oleh salah satu Warung kopi di Sanur, yakni Bhineka Muda Sanur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak beberapa bulan lalu, pihaknya menghadirkan paket megibung yang berisikan lawar merah, lawar putih, ati dan ampela balado, sate, sambal bejek atau sambal embe serta sayur atau jukut komoh.

Ketika disajikan, tampilan menu ini pun terbilang menggiurkan karena selain tampak lezat, penyajiannya pun dibuat menarik.

ADVERTISEMENT

Porsi nasi yang melimpah dan cocok untuk empat orang ini kemudian dikelilingi oleh berbagai lauk mulai dari lawar merah, lawar putih, sambel embe, ati dan ampela balado. Serta yang paling unik adalah empat tusuk sate yang ditata agar tegak diantara nasi putih, kemudian ditambah dengan empat gelas yang berisikan jukut komoh yang diletakkan secara melingkar.

Karyawan Warung Bhineka Muda Sanur, Kawi menjelaskan dalam pembuatan lawar adapun bahan utamanya, yakni buah pepaya muda, dan kacang panjang.

"Cara pembuatan lawar disini pakai bumbu rajang supaya rasanya beda dari yang lain. Lalu untuk lawar merah dicampur darah ayam. Untuk pembuatan lawar ini kurang lebih ngabisin waktu satu jam," kata Kawi ketika ditemui detikBali pada Jumat (13/5/2022).

Sementara, untuk menu ati dan ampela dimasak dengan bawang merah, putih, cabe merah besar, kriting dan diberikan gula merah. Kemudian untuk jukut komoh, berisikan kulit ayam, dada ayam dan menggunakan bumbu rajang lalu ditambah daun salam, jeruk lemo dan sereh.

Menurut Kawi, pembuatan jukut komoh memerlukan waktu kurang lebih 30 menit.

"Ciri khas Bhineka Muda Sanur ada di bumbunya. Dalam pembuatan bumbu kami harus teliti sekali dan kalau ada yang salah sedikit maka rasanya pasti langsung beda. Makanya kami selalu hati-hati," ungkap Kawi.

Selama ini, kata Kawi, respons dari pengunjung terbilang positif. "Katanya rasanya beda dari yang lain," sebutnya.

Adapun harga yang dibanderol untuk menu tersebut, yakni Rp 150 ribu.

Salah satu pemilik Warung Bhineka Muda Sanur, Putu Gde Ary Wicahyana menyebut pihaknya ingin menghadirkan kembali rasa kebersamaan dari megibung.

"Mungkin menu lawar sudah biasa dan banyak ada di Bali tapi pesan dari megibung ini yang paling saya senangi, yaitu kebersamaannya," sebutnya.

Dalam paket tersebut, dirinya pun sengaja menambahkan menu minuman air gula yang dimana membuatnya nostalgia ketika ia masih kecil dulu.

"Target marketnya siapa pun yang ingin tahu kebudayaan Bali dari segi kuliner," katanya ketika disinggung mengenai sasaran target penikmat menu paket megibung ini.

Warung Bhineka Muda Sanur ini berlokasi di Jalan Danau Poso No.115, Sanur, Denpasar Selatan dan buka mulai dari pukul 07.00-23.00 WITA.




(kws/kws)

Hide Ads