Melihat Tradisi Megibung Warga Kampung Singaraja

Melihat Tradisi Megibung Warga Kampung Singaraja

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Senin, 02 Mei 2022 23:20 WIB
Kegiatan megibung di Kampung Singaraja Bali
Foto: Made Wijaya Kusuma
Buleleng - Masyarakat Kampung Singaraja menyambut Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah dengan menggelar tradisi megibung di Masjid Nurahman Dajan Puri Buleleng, Senin (2/5/2022). Pelaksanaan tradisi kali ini sangatlah unik karena turut dihadiri juga oleh penglingsir Puri Buleleng yakni Anak Agung Ngurah Parwata Panji, ditemani oleh kedua putranya.

Anak Agung Ngurah Parwata Panji yang merupakan umat Hindu ikut duduk bersama para tetua dan warga Kampung Singaraja menikmati hidangan megibung yang sudah disiapkan sebelumnya. Hal ini dilaksanakan guna untuk menjaga silaturahmi antara keluarga Puri Buleleng dengan warga Kampung Singaraja yang sudah ada sejak jaman Kerajaan Buleleng dipimpin oleh Raja Anglurah Ki Barak Panji Sakti.

"Sampai sekarang ini pun kami di Puri Buleleng menjaga silahturahmi, yang diistilahkan dengan sebutan saling jotin. Artinya kalau ada upacara di sini, kami datang. Begitu juga kalau ada acara di puri, kami undang warga Kampung Singaraja" ujar Anak Agung Ngurah Parwata Panji, saat ditemui oleh detikBali di Masjid Nurahman Dajan Puri Buleleng, Senin (2/5/2022).

Ia lanjut bercerita bahwa tradisi megibung atau bajakan ini memang sudah dilaksanakan sejak turun temurun oleh warga di Kampung Singaraja.

"Kalau tradisi mebajakan atau megibung ini sudah dari dulu, yang saya tahu dari jaman buyut, kakek, ayah saya sampai sekarang ini selalu diundang" imbuhnya.

Sementara itu salah satu tokoh masyarakat di Kelurahan Kampung Singaraja, Agus Murjana menyampaikan bahwa, tahun ini menjadi tahun yang membahagiakan bagi umat muslim di Kampung Singaraja karena bisa kembali menggelar tradisi megibung ini, setelah sempat terhenti di tahun 2020 dan 2021 lalu akibat pandemi COVID-19.

Adapun makanan yang dihidangkan pada tradisi megibung ini berupa opor ayam dan ketupat yang menjadi ciri khas umat muslim disaat menyambut Hari Raya Idul Fitri. Kedua lauk itu disajikan bersamaan dengan nasi putih atau nasi kuning serta lauk lainnya di dalam wadah talam (nampan) yang kemudian disantap bersama-sama.

Kata Agus, tradisi megibung ini merupakan budaya leluhur yang memiliki makna untuk mempererat tali silahturahmi tanpa melihat pangkat dan jabatan.

"Ini kami lakukan sebagai bentuk silahturahmi dengan saling berbagi. Yang duduk di sini tidak pangkat, tidak ada jabatan. Semua duduk bersama, kita santap bersama" tukasnya.


(nke/nke)

Hide Ads