Cerita Korban Pelecehan IWAS: Dibuntuti ke Kos-Diminta Bantuan Onani

Ahmad Viqi - detikBali
Jumat, 20 Des 2024 08:18 WIB
Foto: Ms X, salah satu korban pelecehan IWAS saat diwawancarai di Kota Mataram, Kamis (19/12/2024). (Ahmad Viqi/detikBali).
Mataram -

Pagi itu, sekitar akhir Februari 2024, suasana di Taman Udayana Mataram tampak sepi. Beberapa orang di dekat pos polisi Taman Udayana Mataram berlalu-lalang. Sekitar pukul 09.30 Wita, mantan mahasiswi Universitas Mataram -sebut saja Ms X (24)- duduk sarapan di Taman Udayana.

Setelah sarapan sembari melihat maraknya aktivitas olahraga di Taman Udayana, Ms X berniat kembali ke kosnya di Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Namun, tiba-tiba IWAS (22) datang dengan sempoyongan. Kepada Ms X, IWAS mengaku sedang mencari kekasihnya di Taman Udayana.

IWAS adalah pria difabel yang menjadi tersangka kasus dugaan pelecehan seksual terhadap MA, mahasiswi di Mataram. Korban IWAS terus bertambah dan Ms X adalah korban dugaan pelecehan ke-17 yang mengungkapkan kasus ini.

"Saya ingat itu akhir Februari 2024, saya sarapan di Taman Udayana. Berniat balik, saya jalan sedikit duduk di dekat pos polisi Taman Udayana sambil menunggu ojek online (ojol), tiba-tiba IWAS datang menghampiri saya," ujar Ms X bercerita kepada detikBali, di Mataram, Kamis sore (19/12/2024).

Menurut Ms X, IWAS saat itu menyebutkan ciri-ciri perempuan yang dia sebut sebagai pacarnya. IWAS mengaku pacarnya membawa kabur motornya. Mendengar cerita IWAS, Ms X iba dan berniat membantu.

"Dia katanya mencari pacarnya yang bawa lari motornya. Dia menjelaskan ciri-ciri wanita tersebut ke saya," ungkap perempuan asal Makassar, Sulawesi Selatan, itu.

Lantas, Ms X menjawab tidak melihat sosok perempuan yang diceritakan IWAS. Setelah itu, IWAS berdiam diri di samping Ms X. Melihat IWAS yang tak punya kedua tangan, Ms X mulai iba dan berpikir IWAS memang butuh bantuan.

"Dia diam, tapi setelah beberapa menit dia izin meminjam handphone saya. Saya kasihan saja, makanya saya kasih pinjam handphone waktu itu," kata mantan mahasiswi Fakultas Ekonomi Unram ini bercerita.

Singkat cerita, setelah membantu IWAS, Ms X segera pulang ke kos karena ojek online yang dia tunggu sudah datang. Setiba di kamar kosnya yang berada di lantai dua, Ms X seketika terkejut mendengar pintu kamarnya diketuk.

"Ternyata pas saya tutup pintu mau taruh tas saya, eh ada yang ketuk pintu kamar. Awalnya, saya pikir kakak saya ke kos. Eh, ternyata buka pintu, kaget saya, IWAS sudah di depan kamar saya," tutur Ms X.

Namun, saat itu Ms X belum berpikiran buruk tentang IWAS. Ms X bertanya kepada IWAS bagaimana bisa pria itu dalam sekejap berada di kosnya.

"Dia bilang memang mengikuti saya dan minta maaf. IWAS bilang cuma mau terima kasih karena saya sudah kasih meminjam handphone," cerita Ms X.

Masih di posisi yang sama, IWAS mengajak Ms X mengobrol lebih intens. Namun, Ms X tegas menolak lantaran IWS ingin berbicara berdua di dalam kamar.

"Jadi posisinya IWAS di depan pintu. Saya di dalam pintu. Saya tidak keluar kamar waktu itu. Saya buka pintunya sedikit saja," ujar Ms X.

"Dia bilang setelah itu, 'Mbak boleh nggak saya masuk ke kamar kita ngobrol-ngobrol.' Saya melarang kan. Saya bilang nggak boleh, kamar ini privasi saya. Kalau mau ngobrol ayo kita ngobrol di bawah di gazebo di halaman kos," kata Ms X kepada IWAS.

Simak juga Video 'Psikolog soal Alasan Seseorang Lakukan Pelecehan Seksual: Agar Terlihat Superior':






(hsa/gsp)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork