Pria Kupang Tewas Dibacok, Keluarga Bantah karena Santet Suanggi

Pria Kupang Tewas Dibacok, Keluarga Bantah karena Santet Suanggi

Yufengki Bria - detikBali
Senin, 11 Nov 2024 19:56 WIB
Istri Lazarus Bell, Esfiana Ngy, saat ditemui di kediamannya di Kelurahan TDM II, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, NTT, Senin (11/11/2024). (Foto:Β Yufengki Bria/detikBali)
Istri Lazarus Bell, Esfiana Ngy, saat ditemui di kediamannya di Kelurahan TDM II, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, NTT, Senin (11/11/2024). (Foto:Β Yufengki Bria/detikBali)
Kupang -

Seorang pria bernama Lazarus Bell tewas dibacok di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebelum meregang nyawa, Lazarus sempat disebut-sebut berseteru dengan pembunuhnya, Detrius Nenobaha, karena santet suanggi.

Jasad Lazarus ditemukan di bawah pohon jambu mete di Desa Poto, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, NTT. Namun, keluarga membantah peristiwa pembacokan tersebut terkait ilmu santet.

"Soal dugaan santet, itu kami sangat kecewa karena suami saya tidak pernah yang namanya pegang obat (santet)," ungkap istri Lazarus, Esfiana Ngy, saat ditemui detikBali di Kota Kupang, Senin (11/11/2024) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Esfiana menuturkan suaminya adalah seorang majelis di Gereja GMIT setempat. Ia menyebut masyarakat di Desa Poto juga mengenal suaminya itu sebagai orang baik.

"Saya punya suami juga tidak ada yang namanya jahat dengan orang. Apalagi mau santet orang. Aduh saya sangat kecewa kalau bilang suami saya punya ilmu santet, itu tidak benar," tutur Esfiana berderai air mata.

Esfiana menuturkan dirinya tidak berada di rumah saat suaminya dibacok oleh Detrius. Ia pun kaget ketika pulang ke rumahnya dan mendapati Lazarus sudah meninggal.

Menurut Esfiana, suaminya tidak pernah terlibat cekcok dengan Detrius. Selain itu, dia berujar, Detrius juga tidak pernah datang ke rumah Lazarus. Esfiana menyebut Detrius tinggal di dusun yang sama dengannya dan dikenal warga sebagai pribadi yang tertutup.

"Mungkin (Detrius) kebanyakan di rumah atau di kebunnya. Tiba-tiba saja dia datang ke rumah kami membawa senjata tajam dan langsung membacok suami saya," terang Esfiana

Salah satu anggota keluarga, Jemy Bell (49), mengatakan warga setempat sangat berduka dengan kepergian Lazarus. Ia menuturkan Lazarus merupakan ketua pembangunan di Klasis Fatuleu Barat dan sehari-hari berprofesi sebagai pengusaha mebel.

"Pemerintah, gereja, dan masyarakat sangat sedih karena mereka tahu persis saudara kami ini orangnya paling baik," kata Jemy.

Diketahui, jenazah Lazarus telah dimakamkan di Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) II, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, pada Jumat (8/11/2024). Prosesi pemakaman juga dihadiri oleh Pemerintah Kecamatan Fatuleu Barat, Pemerintah Desa Poto, dan jemaat Gereja GMIT.

Sebelumnya, Lazarus Bell dibacok hingga tewas dengan sejumlah luka di sekujur tubuhnya. Dia ditemukan tewas di bawah pohon jambu mete pada Rabu (6/11/2024)

Kapolres Kupang AKBP Anak Agung Gde Anom Wirata menuturkan Detrius mencabut sebilah parang yang dibawanya dan langsung membacok pinggang kanan Lazarus. Menurutnya, Lazarus sempat berupaya menghindar dan melawan menggunakan sebatang kayu. Namun, laki-laki itu terus mengejar dan membacoknya hingga tewas.

"Seusai menganiaya Lazarus, DN (Detrius) kabur ke hutan. Saat ini kami masih lakukan pengejaran," jelas Wirata, Kamis (7/11/2024).




(iws/iws)

Hide Ads