Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menangkap empat pelaku dalam penggerebekan laboratorium narkoba rahasia (clandestine lab) dan ladang ganja hidroponik di Sunny Village, Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung, Bali. Penggerebekan vila di kawasan pariwisata itu dilakukan pada Kamis (2/5/2024).
Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada mengungkapkan empat pelaku yang ditangkap terdiri dari tiga warga negara asing (WNA) dan satu warga negara Indonesia (WNI). Tiga WNA itu merupakan dua saudara kembar asal Ukraina, Ivan Volovod dan Mykyta Volovod, serta seorang WN Rusia, Konstantin Kruts. Sedangkan, WNI yang ditangkap bernama Lazuardi Muddatsir.
Wahyu menjelaskan duo kembar Ivan Volovod dan Mykyta Volovod berperan sebagai pengendali di vila lab rahasia tersebut. Adapun, Konstantin Kruts berperan sebagai pengedar. Sedangkan Lazuardi Muddatsir adalah DPO dari klan Lab Sunter, Jakarta Utara, yang kabur ke Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berhasil mengungkap clandestine laboratorium hydroponic ganja dan mephedrone jaringan Hydra Indonesia. Serta kami menangkap DPO clandestine laboratorium narkoba ekstasi Sunter di Bali dan menangkap empat orang tersangka," beber Komjen Wahyu Widada saat konferensi pers di Sunny Village, Senin (13/5/2024).
Kronologi Penggerebekan
Wahyu mengungkapkan terbongkarnya clandestine lab di Sunny Village berawal dari pengembangan kasus clandestine lab narkoba Sunter, Jakarta Utara, milik Fredy Pratama pada 4 April 2024. Salah satu pelaku clandestine lab narkoba Sunter, Lazuardi Muddatsir, buron dan ditetapkan dalam daftar pencarian orang (DPO). Ia terdeteksi kabur ke Bali.
"Tim Subdit III Dittipidnarkoba Bareskrim Polri mengejar keberadaan LM bekerja sama dengan Ditjen Bea Cukai Pusat, Kanwil Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta, Kanwil Bea Cukai Bali dan Imigrasi Bali," kata Wahyu.
Polisi kemudian mengembangkan dan menyelidiki secara mendalam. Diketahui ada empat lokasi pengiriman barang ataupun bahan kimia yang terdeteksi oleh polisi.
Salah satu lokasi pengirimannya yakni ke Sunny Village yang diduga menjadi clandestine laboratory dengan keterlibatan dua orang WNA sebagai pengendali. Polisi lalu menggeledah vila yang berlokasi di Jalan Pemelisan Agung, Badung, itu pada Kamis (2/5/2024).
![]() |
Amankan Alat Cetak Ekstasi dan Ganja Hidroponik
Tim gabungan Bareskrim Polri dan Bea Cukai mengamankan sejumlah barang bukti dari lab narkoba bawah tanah di Sunny Village. Barang bukti itu berupa alat cetak ekstasi, sebanyak 9.799 gram ganja hidroponik, mephedrone 437 gram, hingga ratusan kilogram beragam jenis bahan kimia prekursor pembuatan mephedrone. Polisi juga menyita beragam jenis alat di laboratorium ganja dan mephedrone.
Polisi juga mengantongi sejumlah barang bukti dari tangan Konstantin Kruts yang berperan sebagai pengedar. Berbagai barang bukti itu berupa ganja sebanyak 382,19 gram, hasis 484,92 gram, kokain 107,95 gram, serta mephedrone 247,33 gram.
Wahyu menjelaskan modus operandi pemasaran produk ganja hidroponik dan mephedrone ini menggunakan jaringan hydra Indonesia (Darknet forum 2 roads.cc) melalui aplikasi Telegram. "Beberapa grup Telegram tersebut yaitu Bali Hydra Bot, Cannashop Robot, Bali Cristal Bot, Hydra Indonesia Manager, dan Mentor Cannashop," ungkap Wahyu.
Mesin dari China, Bibit Ganja dari Rumania
Data yang dirangkum detikBali, bahan dan mesin yang ditemukan di clandestine lab narkoba di Sunny Village terkait hidroponik ganja. Alat itu dipesan dari China melalui marketplace. Beberapa alat juga ada yang dibeli di Indonesia. Sedangkan bibit ganja dikirim dari Rumania.
Sistem kerja ganja hidroponik sudah modern dan sistematis karena sudah di-setting sedemikian rupa dengan adanya lampu ultraviolet, alat pengukur pH, pemberian air, oksigen, serta pupuk secara otomatis. Penanganan secara teratur menjadikan bunga ganja yang dihasilkan kualitasnya sangat baik.
Sementara itu, kerja mephedrone di lab tersebut juga sudah sistematis dengan mencampurkan bahan-bahan kimia. pH-nya sudah diukur dan adonan dimasukkan ke alat reverse cooler mix agar kental.
Adonan tersebut selanjutnya dicampur lagi dengan bahan-bahan kimia lainnya. Terakhir, adonan disaring serta dicuci dengan aseton sehingga kering dan menjadi mephedrone tanpa perlu dicetak dengan mesin.
Transaksi Kripto Rp 4 Miliar
Pengendali laboratorium narkoba rahasia di Sunny Villages mempunyai transaksi memakai mata uang kripto. Total transaksi lewat cryptocurrency mencapai Rp 4 miliar.
"Pembayarannya salah satunya memakai mata uang kripto," ungkap Wahyu.
Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa menegaskan transaksi narkoba melalui bitcoin/kripto itu tercatat dalam kurun enam bulan terakhir. Transaksi barang haram tersebut dilakukan melalui sejumlah grup di aplikasi Telegram.
"Kami amankan dalam kripto ada Rp 4 miliar. Itu dalam enam bulan. Ada 4 miliar di kripto dia. Ya karena mereka kan grupnya, tadi itu. Grup kripto," jelas Juharsa.
Kode Rahasia Transaksi Narkoba
Bareskrim Polri mengungkap salah satu cara promosi dan memasarkan narkoba di Bali adalah menggunakan kode-kode rahasia. Melihat kasus jaringan yang menamai diri 'Hydra Indonesia' di Bali, pemasaran narkoba memakai kode yang ditempel di beberapa titik tertentu.
"Nanti ditempelkan (sambil menunjuk titik/tempat). Mungkin kalau orang melihat, 'ini apa sih'. Orang awam lewat-lewat saja, tidak tahu. Ternyata itu kode untuk orang beli narkoba. Nanti kami sampaikan ke Pak Kapolda (Bali) untuk awasi tempat yang lainnya. Kami juga pasti akan mengawasi," ucap Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada, Senin.
Wahyu menjelaskan modus pemasaran dan promosi produk ganja hidroponik dan mephedrone itu dilakukan secara daring melalui forum darknet jaringan hydra Indonesia (Darknet forum 2 roads.cc) di aplikasi Telegram. Beberapa grup Telegram tersebut seperti Bali Hydra Bot, Cannashop Robot, Bali Cristal Bot, Hydra Indonesia Manager dan Mentor Cannashop.
"Kalau pesertanya (pengedar-pembeli) kalau sudah masuk di grup itu bebas ke mana saja. Tidak hanya di Bali. Namun sementara ini (ditemukan) masih ada di Bali," sambung Wahyu.
Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa mengungkap lokasi atau titik-titik yang dipasangi kode rahasia tersebut, termasuk di kawasan Canggu dan sekitarnya. Polisi bahkan mengendusnya sampai ke wilayah Ubud, Kabupaten Gianyar.
"Ada, ada, ada. (Kode). Coba cek sampai Ubud ada itu. Dipilok, dipilok (dibubuhi cat semprot). Selain Ubud, Canggu. Sementara itu dulu yang kami tahu," kata Mukti Juharsa.
(iws/gsp)