Kepala Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Bali Kombes I Nengah Subagia diadang bule di tengah jalan di depan Galeri Valino, Desa Kesiman Petilan, Denpasar Timur, Kota Denpasar. Mobil dinasnya dipukul-pukul dan dirusak, bahkan bendera yang tertancap di kap mobil pun dicabut oleh warga negara asing (WNA) tersebut.
Belum diketahui pasti motif dari pengrusakan terhadap mobil dinas itu. Subagia hanya bercerita ia bergerak dari arah Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menuju SPN Polda Bali di Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng. Saat itu, ia mengawal tamu dari Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat Polri).
"Sampai di sana saya dalam kondisi mengawal, tiba-tiba nyelonong seorang bule mengadang kendaraan saya. Untung driver (sopir) saya sigap. Kalau nggak sigap tertabrak dia itu," imbuh Subagia saat dihubungi detikBali, Rabu (14/5/2023) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mobil dinas Subagia kemudian berhenti di depan bule yang mengadang. Ia meminta sopirnya untuk minggir. Kemacetan mulai terjadi saat mobil dinas dari Subagia baru minggir setengah.
"Saya bilang sama sopir ke pinggir pelan-pelan. Setelah ke pinggir dia tetap halangi mobil, dikira mau jalan mobil. Ke pinggir pelan-pelan sambil dorong dia karena masih setengah ke pinggirnya ini. Macetlah di situ," tuturnya.
Setelah mobil berada di pinggir jalan, Subagia menelepon Polsek Denpasar Timur. Sebab, ia mengira bahwa WNA tersebut dalam kondisi gangguan jiwa. Beberapa saat kemudian, WNA tersebut langsung merusak mobil dinas Subagia. "Dia rusak mobilnya, dicabut benderanya, kemudian dipukul-pukul (mobilnya)," terang dia.
Tamu yang dikawal Subagia dari Lemdiklat Polri pun turun dari mobilnya. Sambil menunggu anggota dari Polsek Denpasar Timur datang, tamu Subagia mengajak WNA itu berbicara. Subagia mendengar pembicaraan antara WNA itu dengan tamunya. Ia menduga bule itu sedang stres dan mau diantar dan melapor ke polisi.
"Dia mau melapor karena habis kehilangan barang-barangnya, seperti dompet, paspor, HP, semuanya hilang," jelas Subagia.
Beberapa saat kemudian, personel dari Polsek Denpasar Timur kemudian tiba di lokasi. Subagia menjelaskan peristiwa yang terjadi kepada anggota Polsek Denpasar Timur.
Subagia mengaku tak tahu persis dari negara mana WNA itu berasal. Ia menduga bule itu berasal dari Amerika. "Nggak jelas, karena ramai di jalan, daripada macet di jalan kan lebih baik ditangani Polsek saja," ungkapnya.
Subagia akan memproses hukum WNA itu apabila yang bersangkutan dalam kondisi waras. Sebab, WNA itu telah merusak mobil dinas polisi dan menggangggu ketertiban lalu lintas.
"Kan terjadi kemacetan dan membahayakan orang lain, selain membahayakan dirinya sendiri. Saya sudah bilang tadi, kalau sopir tidak sigap, mati dia tertabrak," ungkapnya.
Akibat aksi koboi WNA tersebut, mobil dinas Subagia pun mengalami kerusakan. Kap mesin mobil juga penyok akibat dipukul-pukul oleh bule tersebut.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Bali Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto membenarkan bule itu membuat onar dengan menghentikan mobil dinas Kepala SPN yang sedang melintas. Bule itu juga mematahkan lambang komandi di bagian depan mobil dinas polisi itu. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 11.15 Wita di Jalan Bypass Ngurah Rai.
Awalnya, kata Satake Bayu, bule itu masuk ke Galeri Valino. WNA itu sempat duduk bersila dan meminta agar dipanggilkan polisi.
"Ketika saksi berusaha menghubungi polisi, si bule tersebut mengambil patung milik saksi. Saksi berusaha menghalangi, tetapi tidak dihiraukan," imbuhnya.
Kemudian, sirene mobil polisi terdengar. Sontak, WNA itu bergegas lari ke jalan dan menyetop mobil dinas polisi yang sedang lewat.
"Bule itu duduk di kap mobil sambil memukul-mukul kap. Lambang komando mobil yang ada di bagian depan pun dipatahkan oleh bule tersebut," tutur Satake Bayu.
Selanjutnya, anggota Polsek Denpasar Timur datang. Bule itu pun digiring ke Polsek Denpasar Timur untuk diperiksa.
(BIR/gsp)